Penyanyi Jojo Percia sangat menyukai kultur dan sejarah Jepang. Ia malah menato sendiri gambar geisha, kombatan, dan pagoda di kaki kirinya.
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
Jojo Percia (30) berekspresi dan mengukuhkan jati dirinya lewat tato. Sekitar 60 persen tubuh penyanyi rock itu sudah dirajah. “Dulu, mungkin jadi stigma tapi buat saya, tato itu menguatkan branding (penjenamaan),” katanya di Jakarta, Minggu (28/3/2021).
Tato perdananya bergambar kupu-kupu dibubuhkan di punggung saat ia masih SMP. Beberapa kerabat Jojo memang ditato. “Kesukaanku, gambar geisha di kaki kiri. Aku senang banget sosok gadis tangguh yang bisa membela diri. Makanya, aku juga punya tato samurai perempuan,” ujarnya.
Jojo memang sangat menyukai kultur dan sejarah Jepang. Ia malah menato sendiri gambar geisha, kombatan, dan pagoda di kaki kirinya. “Sekarang, sudah modern. Gambarnya dicetak. Aku menato sendiri karena senang menggambar. Kalau pintar menata, kesannya eksklusif. Aku juga menyukai tato bunga,” ucapnya.
Kini, tinggal lengan dan kaki kanan Jojo yang belum ditato. Vokalis yang berkiprah sejak tiga tahun lalu dengan lagu seperti “Kisah Lalu”, “Dele Tempe”, dan “Suka Bohong” itu ingin menambah koleksinya. Ia berencana bertemu penato untuk membuat gambar perempuan yang menginspirasi.
Perempuan yang menganggap tubuh adalah ranah pribadi sekaligus media atau kanvas tersebut hendak menunjukkan keunikannya dengan tato. Ia pun memiliki usaha tato di Solo, Jawa Tengah. Jojo yang punya jiwa seni itu juga menggemari mural.
Ia bersama Damon Koeswoyo baru meluncurkan “Let You Go”. Kolaborasi Jojo dengan cucu mendiang personel Koes Ploes Tonny Koeswoyo itu dirilis pada awal tahun 2021. “Proyek berikutnya, aku digandeng senior-senior Gang Potlot. Sudah mixing dan mastering tinggal tunggu peluncuran secepatnya,” ujarnya.