Tindakan Cinta Laura Kiehl yang tidak diam pada pelaku pelecehan seksual membuat pelaku takut dan berhenti melecehkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
Penyanyi dan aktris Cinta Laura Kiehl (27) merasa bersyukur jiwa sosialnya tumbuh sejak kecil karena pengaruh seorang mama. Cinta menyebut dirinya terlibat sebagai aktivis sosial dengan membantu pendidikan. Namun, setelah dewasa, dia terus mencari hasrat hati atau panggilan hatinya dan menemukan ketertarikan untuk terlibat pada pemberdayaan perempuan dan anak.
”Banyak aktivis yang sudah bergerak untuk memberdayakan perempuan di Indonesia. Namun, aku pikir tidak ada salahnya tambah satu aktris. Aku percaya di Indonesia kita butuh menunjukkan role model perempuan yang kuat, tangguh, dan berani. Aku ikut bergerak di pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk membuat Indonesia maju,” ujar Cinta di acara peluncuran kampanye Stand Up Melawan Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang digagas L’Oreal Paris Indonesia, beberapa waktu lalu.
Cinta merasa bahagia diajak L’Oreal Indonesia menjadi juru bicara atau spo-person brand kosmetik ternama asal Paris ini untuk terlibat dalam kampanye melawan pelecehan seksual di ruang publik. Cinta pun memperkenalkan metode 5D, yakni ”dialihkan, dilaporkan, dokumentasikan, ditegur, dan ditenangkan”, yang bisa dilakukan siapa saja untuk mengintervensi pelaku pelecehan seksual.
Cinta berkisah, sesudah membuat video shooting untuk kampanye melawan pelecehan seksual di ruang publik, dirinya pernah berjalan kaki menuju sebuah kafe untuk bertemu dengan temna-temannya. Cinta berpakaian celana tertutup dengan wajah ditutup masker. Tiba-tiba dia mendapat suitan ”uh, seksi,” dari seorang pria di jalan.
Nah, Cinta pun langsung teringat dengan metode 5D. Dia mengeluarkan gawai untuk membuat dokumentasi pria tersebut seraya memberikan teguran. ”Aku bilang. Coba ulangi apa yang kamu katakan. Saya akan rekam,” cerita Cinta.
Tindakan Cinta yang tidak diam pada pelaku pelecehan seksual membuat pelaku takut dan berhenti melecehkan. ”Aku memang suka menegur langsung dan singkat. Tapi setelah belajar metode 5D, penting aku bilang bahwa kita harus analisis situasi kondisi juga, jangan pernah membahayakan korban dan diri sendiri,” ujar Cinta yang juga menjadi duta anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Cinta mengatakan, dirinya beruntung tumbuh besar di lingkungan yang memberikan sumber daya dan sarana untuk menjadi perempuan mandiri, serta berani beropini. ”Tapi sayang, aku lihat masih banyak perempuan yang belum bisa karena tidak didorong untuk speak up dan membela diri sendiri. Karena banyak norma jender untuk perempuan jadi independen, pemimpin, tidak sesuai ekspektasi,” kata Cinta.
Dengan menjadi juru bicara, Cinta merasa lebih dapat lagi menginspirasi perempuan Indonesia untuk percaya diri dan menjadi diri sendiri, serta teguh dengan apa yang mereka percaya.