Meskipun terpilih secara independen bukan untuk mewakili Indonesia, Tjandra menyampaikan, rasa nasionalisme tetap muncul. Jika memang ada hal yang menyangkut kepentingan Indonesia, ia tidak segan untuk memperjuangkannya.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
Setelah pensiun dari keanggotaan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, peran Tjandra Yoga Aditama di bidang kesehatan nyatanya tidak terhenti. Selain aktif memberikan sosialisasi dan edukasi di berbagai kegiatan, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu kini ditunjuk sebagai satu dari 12 orang yang tergabung dalam tim independen untuk alokasi vaksin Covid-19 (Independent Allocation of Vaccines Group/ IAVG) dari program Covax.
Tim tersebut dibentuk oleh WHO untuk mendorong kemandirian dan transparansi dalam pengambilan keputusan untuk alokasi vaksin dari program Covax. Program tersebut dibentuk agar seluruh negara di berbagai belahan dunia bisa mendapatkan keadilan serta kesetaraan pada akses vaksin Covid-19.
“Fokus utamanya yaitu supaya semakin banyak negara yang mendapatkan vaksin Covid-19 sesuai dengan jumlah penduduknya. Kami sebagai tim independen yang akan memvalidasi proposal untuk keputusan alokasi vaksin, termasuk terkait jumlah vaksin yang dialokaskan ke setiap negara yang berpartisipasi di Covax,” tutur pria kelahiran 3 September 1955 itu.
Meskipun terpilih secara independen bukan untuk mewakili Indonesia, Tjandra menyampaikan, rasa nasionalisme tetap muncul. Jika memang ada hal yang menyangkut kepentingan Indonesia, ia tidak segan untuk memperjuangkannya. Hal itu tentu tetap mempertimbangkan kebutuhan negara-negara lain.
Ia mengatakan, berbagai rapat masih dilakukan untuk mempersiapkan proses distribusi vaksin yang sudah tersedia dalam program Covax. “Diharapkan pembahasan bisa segera selesai jadi ditribusi vaksin dapat segera dilakukan,” ucap Tjandra yang juga merupakan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.
Sebelumnya, Tjandra juga pernah ditunjuk sebagai tim independen dari WHO yakni sebagai anggota dari tim peninjau WHO tentang penerapan peraturan kesehatan internasional (IHR 2005) dan pandemi H1N1, anggota dan wakil ketua tim penasihat WHO untuk kesiapsiagaan pandemi influenza (PIP), anggota dari komite darurat regulasi kesehatan internasional tentang MERS-CoV, serta anggota peninjau IHR tentang fungsi peraturan kesehatan internasional dan pandemi influenza A H1N1 2009. (TAN)