Franki Raden: Blusukan ke Hulu untuk Memajukan Musik Nusantara
Franki Raden ingin grup-grup musik di Nusantara terus berinovasi sehingga skalanya naik sampai internasional. Untuk itu, dia rela blusukan ke daerah-daerah, membantu para musisi lokal tersebut.
Oleh
Mohammad Hilmi Faiq
·2 menit baca
Franki Raden (68) sedang sibuk menyiapkan Innovative Music Workshop, program yang dia peruntukkan bagi grup-grup musik, terutama musik tradisi, di seluruh Nusantara. Tujuannya agar mereka bisa bersaing di ajang internasional. Hasil workshop tersebut akan dia tampilkan dalam ajang Indonesian Music Expo atau IMEX pada tahun ini. Tahun lalu, IMEX di Bali menampilkan 15 grup musik dari beragam daerah secara daring karena pandemi.
”Ini memang perlu kampanye karena aku mau libatkan semua provinsi agar mereka sadar bahwa mereka mempunyai potensi musik yang luar biasa di daerah mereka masing-masing,” kata Franki pada Minggu (31/1/2021).
Franki melakukan beragam kontemporasi musik-musik tradisi sehingga lebih bisa diterima banyak kalangan. Dia mendalami etnomusikologi dan komposisi, pernah menimba ilmu itu di Amerika. ”Tujuan aku pulang ke Indonesia, kan, untuk menggarap gagasan ’Indonesian Turn!’. Minimal di bidang musiklah. Geregetan aku karena negara-negara lain sudah maju kenceng banget, termasuk Malaysia,” kata pria yang dua kali menerima piala citra sebagai penata musik ini.
Dia menambahkan, 15 grup yang pada tahun lalu tampil di IMEX didengar oleh seluruh dunia dan ternyata berhasil. Indikasinya, antara lain, Transglobal World Music Chart, Songlines, dan Charlie Crooijmans (radio DJ di Eropa) merespons secara positif. Untuk menindaklanjuti respons itu, Franki perlu menyiapkan lebih banyak lagi grup musik di Nusantara supaya IMEX bisa berlangsung menerus dan memboyong kalangan internasional untuk datang ke Bali menyaksikan IMEX.
”Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah pusat karena ini usaha yang skalanya nation-wide dan harus simultan. Kalau semua grup musik di seluruh Nusantara bisa menembus pasar internasional, seperti halnya Afrika, mereka enggak perlu lagi bantuan pemerintah utk seterusnya,” kata Franki yang terus merangsang pemain musik tradisional untuk lebih inovatif. Dia blusukan ke hulu untuk mengampanyekan hal itu.