Ibarat ungkapan kalau jodoh enggak ke mana. Jodoh bisa dengan pihak yang enggak kita duga. Yulia Evina Bhara senang dengan kemungkinan tak terduga ini karena setiap film membutuhkan orang yang berbeda untuk kerja sama.
Oleh
Frasisca Romana Ninik
·2 menit baca
Bagi produser film Yulia Evina Bhara, banyak kemungkinan tak terduga yang muncul saat mengikuti forum project market film. Kolaborasi penggarapan film bersama sineas dari sejumlah negara adalah salah satunya.
”Ibarat ungkapan kalau jodoh enggak ke mana. Jodoh bisa dengan pihak yang enggak kita duga. Saya senang dengan kemungkinan tak terduga ini karena setiap film membutuhkan orang yang berbeda untuk kerja sama,” ujarnya, Jumat (22/1/2021).
Dia mencontohkan proyek film Autobiography yang disutradarai Makbul Mubarak. Tahun 2017, proyek itu dibawa ke Torino Film Lab (TFL). Proses selama tujuh bulan membuat pesertanya berteman baik. Ada lebih kurang 12 proyek, dua di antaranya dari Perancis dan lima dari Asia Tenggara, dalam seksi Feature Lab itu.
”Setelah Torino Film Lab selesai, semua sibuk dengan proyek masing-masing. Namun, akhirnya kami berkolaborasi secara organik. Misalnya co-producer Autobiography adalah teman sekelompok kami dari Perancis. Saya juga akhirnya menjadi co-producer film Whether the Weather is Fine karya teman alumni TFL 2017,” kata Yulia.
Seorang produser asal Singapura yang juga anggota TFL 2017 akan menjadi co-producer proyek film terbaru Yulia bersama sutradara Yosep Anggi Noen. Sebaliknya, Yulia juga akan menjadi co-producer film si produser Singapura itu.
”Saya ingin berkolaborasi dengan sutradara, aktor, dan kru kreatif yang berbeda-beda. Menjadi seniman film itu salah satu kemewahannya adalah kolaborasi. Tanpa kerja sama dan kolaborasi, saya tidak membayangkan betapa keringnya film kita,” kata Yulia.