Melelang lukisan dirasakan Emmy Go sebagai bentuk kolaborasi untuk bangkit bersama dan menjadi obor penyemangat satu sama lain.
Oleh
Nawa Tunggal
·2 menit baca
Bagi pelukis naturalis Emmy Go, kolaborasi untuk bangkit bersama benar-benar dirasakan setiap kali berpartisipasi pada kegiatan lelang amal lukisan. Melelang lukisan ia rasakan sebagai bentuk kolaborasi untuk bangkit bersama dan menjadi obor penyemangat satu sama lain.
”Saya baru saja menyelesaikan lukisan pemandangan jalan di tengah hutan Taman Nasional Lorentz di Wamena, Papua. Lukisan itu untuk lelang amal yang hasilnya disumbangkan ke wilayah Nusa Tenggara Timur,” ujar Emmy, Sabtu (23/1/2021), di Jakarta.
Hasil lelang itu untuk pembangunan sarana air bersih di suatu wilayah Nusa Tenggara Timur. Emmy, seniman kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, ini biasanya bolak-balik tinggal di Jakarta atau Sorong, Papua Barat. Di wilayah Papua, Emmy sering berjalan-jalan dan menikmati keindahan pemandangan alam Papua untuk dilukis.
Kebetulan pemandangan di Wamena yang terakhir kali dilukisnya itu menjadi pemandangan yang paling ia suka selama ini. Ia menuangkan goresan pemandangan jalan yang mulus di tengah hutan yang sedang giat dibangun pemerintah sekarang.
”Lelang lukisan-lukisan saya sebelumnya banyak juga untuk amal bagi masyarakat Papua. Biasanya untuk membantu penanganan masalah kesehatan di Papua,” ujar Emmy.
Pandemi Covid 19 tidak terlalu memengaruhi kegiatan melukis Emmy walaupun beberapa rencana pameran kandas. Namun, masih saja ada pameran yang masih diikutinya.
”Saat ini saya masih mengikuti pameran lukisan di China sampai Februari 2021,” ujar Emmy, seraya menunjukkan koleksi lukisan naturalisnya pada pameran itu yang berjudul ”Hands Across The Pacific Art” dengan para peserta lainnya dari Bhutan, Myanmar, China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Maladewa, dan Nepal.