Raditya Dika: Tidak Berbeda Penampilan Baik Saat Luring Maupun Daring

Bagi Raditya Dika, sebuah penampilan ”stand up comedy” tetaplah sebuah penampilan, terlepas dari dilakukan secara daring atau luring. Materi lawakan dan penyampaian tetap menjadi penilaian utama di mata juri SUCI IX ini.

PANDU WIYOGA UNTUK KOMPAS

Raditya Dika

Bagi komika Raditya Dika, penampilan komika seharusnya tidak terpengaruh pada format yang dipakai. Baik daring maupun luring, penampilan yang baik tetap penampilan yang baik, begitu juga sebaliknya.

”Sebuah penampilan, ya, tetap penampilan, online atau tidak,” katanya, saat jumpa pers virtual menjelang penayangan Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) IX, Selasa (12/1/2021).

Raditya kembali menjadi juri SUCI, kali ini bersama Pandji Pragiwaksono dan Abdel Achrian. Memang menjadi tantangan tersendiri bagi dia saat menilai sebuah penampilan lawak tunggal secara daring. Dalam acara Comedy Lab Special SUCI IX yang ditayangkan sebelumnya, Raditya menceritakan pengalaman menjadi juri audisi secara virtual.

”Susah memang. Pertama, sinyalnya. Kadang juga antara mulut dan suara enggak sinkron,” ujarnya.

Terlepas dari kendala teknis, menurut Raditya, yang dinilai juri dari para peserta audisi komika ini tidak terlalu banyak bedanya dengan penilaian ketika berhadapan langsung. Materi lawakan, cara penyampaian, dan penampilan di panggung menjadi penilaian utama.

”Bedanya paling nanti ketika sudah tampil di studio. Biasanya ada penonton, sekarang tidak ada penontonnya. Tentu akan berbeda dealing-nya ketika di atas panggung,” imbuhnya.

Dengan kebijakan pembatasan sosial yang masih diberlakukan, acara SUCI IX digelar di studio Kompas TV tanpa penonton. Protokol kesehatan juga diterapkan secara ketat bagi semua pihak yang terlibat dalam acara tersebut.