Azmir baru saja pindah ke tempat tinggal sementara di Jatiwaringin, Bekasi, sejak 18 Desember tahun lalu setelah terusir dari rumah kontrakannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, lantaran tidak mampu membayar uang sewa.
Oleh
M Hilmi Faiq
·2 menit baca
Pematung Azmir Azhari terpaksa menghentikan sementara proses pembuatan patung mendiang Didi Kempot. Patung yang menurut rencana berukuran dua kali lebih besar dari sosok asli Didi Kempot itu baru selesai sampai tahap maket.
”Tapi, kami hentikan karena belum ada biaya. Paling tidak butuh dana Rp 5 juta,” kata pematung kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat, 1 Januari 1953, yang sempat kesulitan tempat tinggal ini.
Azmir baru saja pindah ke tempat tinggal sementara di Jatiwaringin, Bekasi, sejak 18 Desember tahun lalu setelah terusir dari rumah kontrakannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, lantaran tidak mampu membayar uang sewa. Pandemi turut memperburuk pendapatannya sebagai pematung sehingga menunggak uang sewa hingga Rp 40-an juta. Adalah rekan dari istri Azmir yang membantu untuk pindah tempat tinggal tersebut.
Sekarang ini, Azmir mengerjakan patung pesanan seorang kenalan untuk dipasang di sekolah yang dia kelola. Azmir masih berharap pemerintah memberi perhatian lebih kepadanya agar dapat merampungkan beberapa obsesinya sebagai pematung. Azmir, antara lain, ingin membuat patung Inggit Garnasih, perempuan yang pernah menjadi istri Presiden Soekarno.
Azmir adalah sarjana muda Jurusan Seni Patung Fakultas Seni Rupa STSRI ASRI Yogyakarta (sekarang ISI). Sejak 1975, dia aktif terlibat dalam pembuatan patung. Dia, antara lain, membuat dua patung obor yang saat itu (2004) menghiasi gerbang masuk Gelora Bung Karno di Pintu 6. Dia juga membuat patung potret (bust statue/patung dada) tokoh pers nasional dr Abdoel Rivai yang ditempatkan di Monumen Pers Nasional di Solo, Jawa Tengah.