Bermain di dua film sekaligus dalam omnibus film ”Quarantine Tales” menjadi tantangan bagi Marissa Anita. Dia harus bekerja dalam waktu yang ketat. Namun, semangat kolaborasi membuat proses produksi berjalan lancar.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·2 menit baca
Aktris dan pembawa acara Marissa Anita bermain dalam dua film berbeda untuk omnibus film Quarantine Tales. Karakter yang sangat berbeda dalam kedua film itu menjadi tantangan yang menyenangkan baginya.
”Konsekuensinya, kami harus bekerja bersama dengan sangat ketat,” kata Marissa saat konferensi pers virtual Quarantine Tales beberapa waktu lalu.
Dia berperan sebagai Risa dalam film Happy Girls Don’t Cry arahan sutradara Aco Tenri. Risa, kata Marissa, adalah ibu dua anak yang menikah dalam usia sangat muda dan hidup dalam keluarga ekonomi kelas bawah.
”Dia adalah seorang yang berada dalam fenomena kemajuan teknologi. Ada kesenjangan generasi dalam hal ini. Dia tertinggal dari anaknya dan berusaha bagaimana mengejarnya,” katanya.
Ketika membaca cerita yang disodorkan Aco, Marissa merasa senang. Dia menilai Aco punya mata yang jeli dan tajam dalam menangkap fenomena media sosial, internet, dan perilaku orang di era media sosial.
Adapun di film Nougat arahan Dian Sastrowardoyo, Marissa berperan sebagai salah satu dari tiga perempuan bersaudara yang tidak pernah berjumpa secara fisik, hanya melalui panggilan video.
”Waktu yang tersedia tidak banyak (untuk bermain di dua film sekaligus). Semua yang terlibat sangat kolaboratif. Semua mengisi cerita sehingga kami berada dalam bangunan kisah yang sama,” ujarnya.
Dengan cara itu, Marissa dan tim produksi film bisa melalui tantangannya. ”Semoga semua suka filmnya, ya,” ujarnya.