Kata-kata yang tak terucap kerap menyisakan sesal. Coldiac mengajak pendengarnya menyuarakan isi hati lewat "Sampaikan". Lagu itu menjadi diferensiasi kreativitas Sambadha Wahyadyatmika dan rekan-rekannya dalam berlirik.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Coldiac merilis ”Sampaikan”, lagu pertamanya dengan lirik berbahasa Indonesia. Lantunan tentang pentingnya mengungkapkan perasaan itu diwarnai alunan kibor dan gitar bernuansa lawas. Videoklip berunsur Nusantara juga dibuat dengan lokasi di Gunung Bromo, Jawa Timur.
”Lagu itu dekat dengan keseharian kita seperti momen menyatakan sesuatu, tapi ragu sehingga dipendam,” kata vokalis Coldiac, Sambadha Wahyadyatmika. Sementara hidup cukup singkat untuk dirundung penyesalan. Ia bersama kibordis dan pemain synthesizer Derry Rith Haudin menggubah ”Sampaikan”.
”Lagu itu menegaskan, kita tak pernah tahu apa yang ada di kepala orang lain. Maka, perlu menyampaikan isi kepala atau pesan itu,” ucap Sambadha, Jumat (13/11/2020). Meski lagu tersebut berbeda karena berlirik bahasa Indonesia, musiknya memiliki benang merah dengan karya-karya Coldiac yang lain.
Videoklip ”Sampaikan” dengan latar padang pasir, rerumputan, dan batu-batu menggambarkan kegundahan para personel Coldiac karena hasrat yang tak terucapkan. Lambang-lambang komunikasi ditampilkan dalam tayangan berdurasi sekitar 5 menit itu.
Karya tersebut dipengaruhi sejumlah lagu pop tiga dekade lalu seperti Dewa 19, KLa Project, dan Potret. Coldiac yang juga beranggotakan gitaris Mahatamtama Arya Adinegara dan basis Bhima Bagaskara itu menyuguhkan kesan 1990-an dengan solo gitar sebagai penghabisan ”Sampaikan”.
Lagu yang diciptakan di Malang, Jatim, sewaktu pandemi itu bisa disimak lewat aplikasi layanan streaming dan videoklipnya sudah diunggah ke Youtube. Coldiac juga meluncurkan mini-album No Make Up yang dituntaskan di Jakarta pada Februari 2020.