Suasana hati personel band Tashoora tak jarang terpengaruh dengan lagu-lagu yang dibuat mereka. Karya-karya mereka kerap mengkritisi masalah-masalah sosial di Tanah Air.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
Masalah sosial yang terjadi di Tanah Air selalu menggelitik grup musik Tashoora untuk berkarya. Sudah banyak lagu bertemakan isu sosial yang mereka luncurkan, termasuk ”Aparat” yang baru keluar pada tahun ini.
Namun, komitmen Tashoora bukan tanpa tantangan. Ada kalanya beberapa isu memengaruhi suasana hati para personel band asal Yogyakarta menjadi sendu.
Hal itu terjadi ketika mereka sedang menggarap lagu ”Nista”, yang membahas penolakan jenazah karena perbedaan pilihan politik di Jakarta, dan ”Sabda”, yang bercerita soal isu pribumi serta nonpribumi di Yogyakarta. Dua lagu ini dirilis ulang dalam album Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya (2019).
”Saya dan Danang Joedodarmo diem-dieman selama seminggu atau dua minggu. Saking suramnya kejadian ini sampai mau nulis enggak bisa keluar gitu. Kami sibuk dengan emosi yang menggebu akibat peristiwa itu,” tutur Gusti Arirang, bassist Tashoora, dalam webinar Suara Muda: Mengusik lewat Lirik dan Musik, Jumat (30/10/2020).
Namun, Gusti dan teman-temannya sadar tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Mereka merasa penting untuk berdiskusi mengenai isu-isu itu daripada berdiam diri. Selain itu, mereka juga menguatkan dukungan untuk satu sama lain.
”Mungkin dengan ngobrol sama orang dengan concern yang sama bisa membantu. Bicara permasalahan sosial itu, semakin banyak ikut dan bicara itu support yang luar biasa. Ini juga mengembalikan pada keyakinan bahwa itu hal benar yang harus disuarakan,” tuturnya.
Gusti menambahkan, musik adalah alat untuk menyuarakan isu agar publik peduli dengan isu sosial. Namun, menyuarakan isu tidak cukup. Mereka juga ingin mendorong agar bersama-sama dengan publik mengawal masalah sosial yang terjadi hingga tuntas.