Menurut Dian, selama ada akses internet serta ada gawai dan kuota yang baik, demokratisasi pendidikan semakin mudah diwujudkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
Urusan belajar anak, yang berlangsung daring sejak pandemi Covid-19, membuat aktris Dian Sastrowardoyo (38) menyadari perlunya orangtua harus memahami teknologi digital. Dian pun siap sedia untuk membantu kala anak menghadapi masalah dalam mengoptimalkan teknologi komunikasi.
”Orangtua harus lebih canggih menggunakan teknologi. Jadi bisa mendampingi anak dengan skill baru ini. Anak, kan, banyak dikasih tugas presentasi, seringnya bikin video dan diunggah. Ternyata kegiatan buat video lumayan memakan banyak memori di gadget sehingga menimbulkan masalah. Nah, jadi aku perlu belajar juga untuk membantu anak mengakali kondisi seperti ini,” papar Dian saat menjadi pembicara dalam acara daring Cerita Kementerian Keuangan Mengajar Episode Khusus soal Pendidikan di Masa Pandemi, beberapa waktu lalu.
Dian berkisah, dirinya cukup rutin memantau belajar jarak jauh kedua buah hatinya. Sekolah juga rutin menggelar pembelajaran tatap muka lewat aplikasi digital. ”Antara kangen dan enggak kangen gitu anak dengan sekolah. Soalnya mereka bisa ketemu tatap muka meskipun virtual. Jadi merasa ketemu, sih,” ujar Dian yang memproduseri film Guru-Guru Gokil.
Perhatian Dian untuk belajar anak-anak di masa pandemi Covid-19 juga menyasar anak-anak tak beruntung. Dia bersama teman-teman influencer-nya mempunyai aksi menggalang dana lewat kitabisa.com guna mengajak pengikut atau follower membantu akses pendidikan jarak jauh bagi anak-anak yang membutuhkan.
”Kami mau beri bantuan kuota dan gawai bagi anak-anak yang membutuhkan. Untuk menanggulangi masalah pendidikan karena pandemi ini, enggak fair kalau hanya mengandalkan pemerintah untuk membereskan masalah ini. Sebagai warga, kita mesti ikut membantu,” ujar Dian, pemeran Cinta di film Ada Apa dengan Cinta ini.
Menurut Dian, selama ada akses internet serta ada gawai dan kuota yang baik, demokratisasi pendidikan semakin mudah diwujudkan. Sejak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar, Dian berkesempatan menjadi pengajar jarak jauh.
Dian terkesan saat membuat kelas daring yang terbuka bagi remaja di Papua. Jika bukan karena pandemi, kesempatan untuk bisa ikut kuliah terbuka atau seminar daring, salah satunya tentang perfilman, hanya bisa diakses terbatas karena selama ini digelar secara langsung.
”Karena pandemi, ada kampus idaman saya di Amerika Serikat buka kelas online. Saya jadi bisa akses dari rumah dan ikutan dan full course,” kata Dian.
Saat menjadi produser, Dian bingung merilis film Guru-Guru Gokil karena bioskop tak diperbolehkan beroperasi. Ternyata dengan kemajuan teknologi digital, ada platform digital untuk menonton film.
”Dulu dengan bioskop konvensional, warga Papua bisa tunggu nonton film baru selama 2-3 bulan. Sekarang bisa samaan waktunya dengan yang di Jakarta. Jadi, kayak ada dua sisi gitu, ya, teknologi masa pandemi,” kata Dian.