Mandif Warokka bertekad mengampanyekan kuliner Indonesia lewat Bocuse d\'Or, kompetisi koki dunia paling bergengsi. ”Turis tentu enggan jalan-jalan ke negara yang makanannya enggak enak,” ucap juru masak kawakan itu.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Mandif Warokka (41) tengah bersiap mengikuti Bocuse d’Or di Lyon, Perancis, pada pertengahan tahun 2021. Ia mewakili Indonesia untuk menghadapi kompetisi memasak global tersebut. Juru masak kawakan itu berharap bisa sekaligus mempromosikan pariwisata Tanah Air.
”Konsep hidangannya belum bisa dirilis, tapi saya jamin sangat menarik. Terakhir, tim Indonesia berangkat 10 tahun lalu,” katanya di Jakarta, Kamis (22/10/2020). Indonesia lantas tak pernah lolos seleksi, hingga Mandif berkesempatan menjajal sengitnya persaingan koki paling prestisius itu.
”Bocuse d’Or sudah kayak Piala Dunia, MotoGP, atau Formula 1,” kata Mandif tentang kejuaraan dua tahun sekali tersebut. Ia bersama Lutfi Nugraha dilatih pemilik restoran Mozaic di Ubud, Bali, Chris Salans, dan Presiden Bocuse d’Or Indonesia Gilles Marx.
Mandif tentu tak asing bagi pemerhati kuliner lewat keikutsertaan juru masak itu dalam sejumlah persaingan global, seperti Salon Culinaire Dubai pada tahun 2005 dengan perolehan medali emas. Partisipasi tim Indonesia membutuhkan sokongan dana, tetapi jumlah yang sudah dihimpun belum mencukupi.
”Dukungan yang digalang lewat situs donasi itu baru Rp 31 juta dari harapan sebesar Rp 500 juta. Itu belum termasuk sebagian besar biaya yang juga kami tanggung,” katanya.
Selain kontribusi publik, atensi pemerintah sangat diharapkan karena dengan ajang itu pula, keindahan alam Indonesia diperkenalkan.
”Semua tim bikin video tentang negaranya dan memanfaatkan Bocuse d’Or untuk diplomasi gastronomi. Kalau negara mau memikat turis, makanannya harus enak,” ujarnya.
Mandif bekerja, antara lain, dengan intelektual pangan, desainer produk, hingga pakar perhiasan. Mereka berjumlah delapan orang.