Melanie tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada olahraga karena sejak kecil amat jauh dari aktivitas tersebut.
Oleh
Dwi As Setianingsih
·2 menit baca
ARSIP PRIBADI
Melanie Putria
Bagi Melanie Putria (38), olahraga adalah penyelamat hidup. Tak hanya kala pandemi Covid-19 seperti saat ini, tetapi juga pada fase-fase sulit lain hidupnya. Salah satunya tahun 2011 ketika Melanie melahirkan buah hatinya, Sheemar. Kala itu, Melanie harus berhadapan dengan preeklamsia, baby blues, hingga post partum syndrome.
Olahraga yang membuatnya berhasil melewati masa-masa sulit itu adalah lari. ”Makanya aku cinta banget sama lari. My turning point dan bisa kembali lagi berdaya menjadi Melanie seperti dulu itu karena lari,” ujar Melanie melalui sambungan telepon, Jumat (18/9/2020).
Melanie sendiri tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada olahraga karena sejak kecil amat jauh dari aktivitas tersebut. Melanie mulai aktif berlari sejak tahun 2003. Kala itu, Melanie yang adalah Puteri Indonesia 2002 mendapat surat peringatan karena kegemukan sehingga dia mulai membuka diri pada olahraga.
Melanie mendapat surat peringatan karena kegemukan sehingga dia mulai membuka diri pada olahraga.
”Waktu itu aku langsung daftar maraton untuk kembalikan kepercayaan diriku. Padahal, baru dua bulan latihan. Ini kayak jadi nazar, kalau bisa injak garis finis, aku akan kembali jadi Melanie yang berdaya,” tuturnya.
KOMPAS/IDA SETYORINI
Melanie Putria
Lepas dari masa-masa sulit, Melanie tetap rajin berolahraga. Lari terus menjadi rutinitasnya hingga kini. Dia juga aktif mengampanyekan olahraga ini melalui akun Youtube-nya, Fit with Mel. Selama masa pandemi, Melanie pun tetap berolahraga, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan.
”Di rumah juga tetap olahraga ringan. Lima belas menit aja sudah cukup untuk mengembalikan mood. Endorfin yang keluar rasanya tak terbayarkan,” ujarnya. Melanie berharap, di masa pandemi, orang tetap berolahraga agar bisa menjadi tabungan bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.