Duo musisi elektronik Bottlesmoker memuliakan flora. Mereka konser pada akhir Juli 2020. Bukan manusia yang menonton, melainkan sekitar 150 tanaman. Pertunjukan itu digelar setelah mereka membaca buku-buku tentang flora.
Oleh
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Grup musik elektronik Bottlesmoker meniti jalan menuju album barunya, Puraka, yang akan diluncurkan pada awal tahun 2021. Garapan itu diawali dengan menggelar pertunjukan bertajuk ”Plantasia” di Bandung, Jawa Barat, pada akhir Juli 2020.
Konser yang nyeleneh. Pasalnya, Bottlesmoker beraksi di hadapan sekitar 150 tanaman. Tak ada penggemar, apalagi ajojing. ”Seminggu sebelumnya, kami buka pendaftaran,” kata personel Bottlesmoker, Anggung Suherman, di Bandung, Selasa (4/8/2020).
Ternyata, tiga hari sebelum ekshibisi itu, kapasitas sudah penuh dengan sekitar 50 pendaftar. Sebagian dari mereka mengantar tanamannya. ”Ada juga yang pakai taksi atau ojek daring. Tanaman mulai datang pukul 10.00. Dikasih jadwal supaya tiba bergiliran dan enggak ada kerumunan,” katanya.
Ia dan partnernya, Ryan Adzani, beraksi selama 1,5 jam sejak pukul 16.00. Tanaman-tanaman lantas diambil hingga pukul 21.00. ”Sejumlah tanaman juga dititipkan karena baru bisa diambil keesokan harinya. Kayak antar jemput anak sekolah,” ucap Anggung sambil tertawa.
Pertunjukan yang terdiri dari 11 sesi dan disiarkan secara langsung lewat Youtube itu punya benang merah dengan album kelima Bottlesmoker. ”Karya tersebut direncanakan berisi 10 lagu bertema kedekatan manusia dengan alam. Kami baca beberapa buku tentang tumbuh-tumbuhan,” ucapnya.
Anggung dan Ryan, misalnya, mendalami kearifan lokal masyarakat zaman dulu yang memuliakan flora dengan beragam manfaat. ”Ada tanaman yang dijadikan mediator manusia dan pencipta-Nya. Dalam album baru kami, alam yang telah menyediakan oksigen menjadi bahasan,” ucapnya.