Papermoon Puppet Theatre: Cerita Serangga

A Bucket of Beetles, karya terbaru Papermoon Puppet Theatre akan dipersembahkan secara virtual pada 1-2 Agustus. Ceritanya tentang persahabatan seorang anak dan hewan di hutan. Idenya berasal dari bocah 5 tahun.

Kelompok teater boneka Papermoon Puppet Theatre mempersembahkan karya terbarunya, A Bucket of Beetles. Ide ceritanya berasal dari bocah 5 tahun.

“Sebenarnya A Bucket of Beetles pernah dipentaskan waktu Papermoon tur ke Jepang pada Februari 2020, tepat sebelum pandemi. Kami baru pulang dari Jepang dan karya itu belum sempat dipentaskan di Indonesia,” ujar Direktur Artistik Papermoon Puppet Theatre Maria Tri Sulistyani, Kamis (23/7/2020).

A Bucket of Beetles berkisah tentang persahabatan seorang anak, Wehea, dengan hewan-hewan yang tinggal di hutan. Ide dicetuskan oleh Lunang Pramusesa, putra Maria, yang suka sekali dengan serangga.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Pertunjukan Puno (Letter to the Sky) oleh Papermoon Puppet Theatre di Edwin Gallery, Selasa (28/8).

Karya ini akan dipentaskan secara virtual melalui platform Google Meet untuk menjaga interaksi dengan penonton. Seusai pentas, penonton akan diajak melihat ke belakang layar dan berbincang dengan para aktornya. Pentas digelar pada 1-2 Agustus 2020. Tiket bisa didapatkan mulai 25 Juli.

Salah satu hal unik dalam pementasan ini adalah penawaran sistem barter untuk mendapatkan tiket. “Kami tetap menjual tiket, tetapi di sisi lain, kami sadar betul ada teman-teman yang punya prioritas lain pada saat ini. Mereka ingin menonton pentas tetapi prioritas finansialnya tidak untuk menonton pertunjukan, misalnya. Jadi, kami ingin memberi peluang untuk menonton lewat sistem barter ini,” tutur Maria.

Sebelumnya, Papermoon Puppet Theatre juga telah membuat karya pertunjukan virtual lewat (In Your Pocket) Story Tailor. Seperti cerita sebelumnya, A Bucket of Beetle juga didedikasikan untuk keluarga. (FRO)