Berkhitan di usia dewasa butuh niat dan keberanian sungguh-sungguh. Komedian asal Jepang yang tenar di Indonesia, Genki Sadamatsu (27), membulatkan tekad dan memberanikan dirinya menempuh prosesi tersebut.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·2 menit baca
Keputusan dikhitan bagi pria dewasa boleh jadi bukan perkara main-main. Selain untuk kesehatan, biasanya ada sejumlah niat dan rencana serius lain yang melatarbelakangi.
Langkah berani untuk dikhitan baru-baru ini dilakukan komedian ”Negeri Sakura” Jepang, Genki Sadamatsu (27). Saat dihubungi pekan lalu, Genki mengaku sudah berencana sejak lama. Momen pandemi Covid 19 kali ini memberi banyak waktu mengeksekusi rencana lamanya itu.
”Jadi, mumpung PSBB kerja dari rumah ada banyak waktu. Saya pikir kalau mau sunat, ya, sekarang saja. Mama dan papa saya di Jepang sudah dikasih tahu. Waktu kemarin cerita mau sunat, mama kaget. Heh? Begitu katanya. Saya jelaskan apa itu sunat karena mama tidak paham,” ujarnya tertawa.
Genki juga mengunggah pengalamannya itu di sejumlah akun media sosialnya. Pria kelahiran Kyoto itu sudah sekitar lima tahun tinggal di Indonesia di bawah bendera perusahaan konglomerat hiburan komedi Jepang, Yoshimoto Kogyo.
Bersama sejumlah komedian Jepang lain Genki termasuk dalam proyek ambisius ”Sumimasu Asia Geinin” atau komedian yang tinggal di Asia. Proyek itu menyasar Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Mereka diwajibkan tinggal dan membangun karier di negara yang dipilih.
Genki juga bercerita kepada mamanya, biasanya orang dewasa yang ingin menjadi mualaf akan berkhitan (sunat). Selain itu, juga untuk alasan kesehatan atau karena akan menikah. Di negaranya sendiri, Jepang, berkhitan juga dikenal, tetapi tak banyak yang mempraktikkan.
Genki memilih metode Gun Stappler di salah satu rumah sunat. Selama di rumah, Genki merawat sendiri luka bekas khitannya. Selama dua pekan ke depan, Genki mengaku masih belum bisa banyak beraktivitas.
”Tetapi, saya susah bergerak, apalagi pakai celana jins. Walau ukuran jinsnya lebar, tetap sakit. Mungkin saya harus coba seperti orang Indonesia. Habis disunat pakai sarung saja, ya? Nanti saya cari kain sarung untuk dipakai. Sepertinya lebih nyaman, ya?” ujar Genki tertawa. (DWA)