menulis puisi butuh banyak kontemplasi. Selain itu juga membutuhkan banyak pengendapan demi dapat memahami dan bisa dengan tepat menyampaikan apa pun yang ingin disampaikan.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·2 menit baca
Menulis kreatif, seperti puisi, butuh kesabaran. Kalau mau dibilang rumit, ya, memang rumit lantaran menulis puisi butuh banyak kontemplasi. Selain itu juga membutuhkan banyak pengendapan demi dapat memahami dan bisa dengan tepat menyampaikan apa pun yang ingin disampaikan.
Begitu kurang ilmu menulis yang dibagikan oleh penyair Joko Pinurbo alias Jokpin, dalam perbincangan daring bertema ”Ibadah Puisi” melalui Kompas IGlive, Selasa (5/5/2020). Acara bincang-bincang santai itu dipandu redaktur senior harian Kompas, Putu Fajar Arcana (Bli Can Ngobrol Live).
”Intinya jangan pernah takut gagal. Yang namanya penulis itu memang harus merasakan kegagalan. Kegagalan itu manusiawi. Proses (menulis) kreatif itu butuh kesabaran. Kalau saya, misalnya, sedang mentok itu, ya, saya tinggal ngopi atau tidur saja. Tidur itu obat paling manjur,” ujar penulis buku kumpulan puisi, Perjamuan Khong Guan ini.
Penyair Jokpin sering merasa gagal dalam menulis. Dia bahkan sempat merasa, walau telah belasan tahun belajar menulis, tak satu pun tulisan karya-karyanya dianggap memuaskan. Selain itu, dia juga kerap merasa gagal saat idenya mampat saat menulis.
”Ya, memang dalam proses kreatif kita itu harus sering bersabar. Kita harus menerima segala kemungkinan dan dinamika, yang terjadi sepanjang prosesnya,” tambahnya.
Lebih lanjut Jokpin mengaku, pada usianya sekarang dia tak lagi merasakan kejenuhan saat bergulat dalam proses penulisan. Bahkan, kalaupun satu waktu dia mengalami kemacetan ide, hal itu lantaran aktivitas menulis sendiri, menurut dia, sekarang sudah menjadi suatu kegiatan yang membahagiakan sekaligus menyenangkan.
”Kalau sekarang saya juga bisa menulis dalam situasi apa pun dan kapan pun. Tidak lagi pilih-pilih waktu atau ada waktu favorit tertentu. Semua tergantung apakah sedang ada niat atau kesempatan. Kalau dahulu saya memang baru bisa menulis kalau sudah dalam kondisi sepi,” paparnya.
Cuma sekarang seringnya Jokpin mengaku produktif menulis setiap bangun pagi. Ide kerap tiba-tiba muncul saat setelah bangun, minum air putih, lalu menikmati kopi sambil melamun. Begitu ide datang dia akan langsung membuka laptopnya dan menulis walau yang muncul sekadar satu kata atau satu kalimat.
”Nanti baru dikembangkan lagi. Yang penting idenya dicatat dulu,” tambahnya. (DWA)