Rencana awal Robi dan yayasannya, Yayasan Kopernik, akan memproduksi 2.000 unit ”face shield”. Namun, dana yang terkumpul malah bisa untuk membuat 3.500 unit.
Oleh
Wisnu Dewabrata dan Cokorda Yudistira
·3 menit baca
Niat baik, kedermawanan, kemandirian, serta keterampilan untuk berkreasi di tengah keterbatasan merupakan modal sosial yang dimiliki sebagian besar orang Indonesia. Segala kebaikan itu menampakkan diri saat krisis pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.
Salah satu yang berpikiran positif dan solutif adalah musisi rock asal Pulau Dewata Bali, Gede Robi Supriyanto (41) alias Robi ”Navicula”. Sudah dua kali dia menggelar konser streaming penggalangan dana, Navicula-Corona Concert.
Uang yang terkumpul lalu dipakai memproduksi dan menyalurkan sendiri alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis, berupa tameng wajah (face shield). Dari Navicula-Corona Concert II beberapa pekan lalu dananya bahkan melebihi target.
Menurut Robi, rencana awal dia dan yayasannya, Yayasan Kopernik, akan memproduksi 2.000 unit face shield. Namun, dana yang terkumpul malah bisa untuk membuat sampai 3.500 unit.
”Semua APD itu juga sudah lolos tes Gugus Tugas Covid-19, Dinkes, dan BNPB Provinsi Bali. Sebanyak 2.516 unit face shield telah disalurkan lewat Yayasan Kopernik,” ujar Robi.
Yayasan Kopernik biasa bekerja sama dengan para petani mengimplementasikan teknologi sederhana dan tepat guna. Beberapa di antaranya memproduksi alat penggiling padi, penyaring air, dan banyak lagi.
”Jadi, kami sudah biasa menganalisis lalu memutuskan mau buat apa, terutama dengan melihat bahan baku lokal yang ada. Saat ini kami juga tengah menjajaki kerja sama dengan petani produsen arak Bali, yang banyak terdapat di Buleleng, untuk memproduksi hand sanitizer,” ujar Robi.
Arak Bali produksi petani lokal itu berkadar alkohol 96 persen dan nanti akan dikalibrasi menjadi 70 persen terlebih dahulu. Dalam tiga pekan terakhir Robi berhasil menguji coba kerja sama dengan 50 petani arak Bali dan memesan 600 liter alkohol dari mereka.
Ditargetkan total sebanyak 2.000 liter alkohol akan diproduksi dan dipesan sesuai kebutuhan pembuatan hand sanitizer. Hasilnya nanti akan dibagikan secara gratis ke seluruh fasilitas kesehatan dan rumah sakit di sekitar daerahnya.
Sebagai musisi yang juga pegiat sosial dan lingkungan, Robi tetap menjaga kreativitasnya tetap menyala di tengah cekaman pandemi penyakit Covid-19. “Kreativitas ini penting karena kami berada di industri kreatif,” kata Robi.
Merebaknya virus korona berdampak terhadap jadwal konser Navicula. Pembatalan konser dialami grup band grunge asal Bali itu. Robi Navicula menyatakan dirinya sebagai manajemen Navicula dituntut agar mampu mempertahankan kelangsungan band tersebut.
“Sebagai bagian dari pelaku bisnis, kami harus mampu bertahan meskipun kondisinya berat,” ujar Robi Navicula. Secara beriringan, ungkap Robi Navicula, mereka juga tetap menjaga idealisme Navicula yang aktif dalam gerakan sosial dan lingkungan.
Maka, Navicula menggebrak dan menyapa penggemar mereka melalui dua pergelaran konser langsung secara dalam jaringan (daring) melalui laman YouTube milik Navicula, yakni “Corona Concert” pada pertengahan Maret dan pertengahan April lalu.
Nah, melalui konser daring Navicula yang kedua, Navicula mengajak masyarakat peduli dan turut berpartisipasi dengan berdonasi untuk pembuatan APD tadi.