Saat ini kalangan remaja paling banyak yang memiliki ide atau merasa ingin bunuh diri.
Oleh
Nawa Tunggal
·2 menit baca
Kisah bunuh diri seseorang jangan dijadikan inspirasi untuk bunuh diri. Keinginan melakukan bunuh diri sebenarnya bisa menghinggapi siapa saja.
Saat ini kalangan remaja paling banyak yang memiliki ide atau merasa ingin bunuh diri. Itu karena mereka merasa gagal atau merasa tidak bisa meraih seperti yang diharapkan keluarga atau lingkungan terdekat.
Itulah wanti-wanti psikiater Nova Riyanti Yusuf saat membahas tentang penerbitan buku karya terbarunya, Jelajah Jiwa, Hapus Stigma – Autopsi Psikologis Bunuh Diri Dua Pelukis, oleh Penerbit Buku Kompas, Senin (9/3/2020) di gedung Litbang Kompas, Jakarta.
”Bunuh diri harus dicegah. Harus ada pengetahuan untuk mencegah hal itu,” ujar Nova Riyanti Yusuf yang akrab disapa Noriyu.
Peluncuran buku itu dijadwalkan di @america, Pacific Place, Jakarta, pekan ini. Dalam buku terbarunya itu, Noriyu mengisahkan tentang dua pelukis yang pernah studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta serta bunuh diri pada 2003 dan 2005.
”Kisah kedua pelukis ini cukup kompleks. Ini bisa dijadikan pengetahuan untuk mencegah bunuh diri dan menghapus stigma,” ujar Noriyu yang juga suka memelihara kucing ini.
Pencegahan menuntut pengenalan secara dini adanya potensi-potensi keinginan bunuh diri. Kemudian dibutuhkan dukungan penuh keluarga dan lingkungan terdekat.
Guna pencegahan bunuh diri, Noriyu masih memimpikan adanya hotline service atau layanan telepon 24 jam di seluruh Indonesia.