Bagi pemain harpa Jessica Sudarta (21), musik bukan hanya berbicara tentang diri sendiri. Jessica menghayati musik sebagai media untuk mengasah kepekaan dan mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·2 menit baca
Bagi pemain harpa Jessica Sudarta (21), musik bukan hanya berbicara tentang diri sendiri. Jessica menghayati musik sebagai media untuk mengasah kepekaan dan mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri.
Pengalaman menghibur penghuni panti jompo di Surabaya pada 2014 masih membekas di hati Jessica. Kala itu menjelang Natal, ia terlibat dalam konser tunggal yang amat sederhana di sebuah panti jompo. Tujuannya untuk menghibur penghuni panti yang telah lama berpisah dengan keluarganya.
Para lansia bersenandung ria mengiringi permainan harpa Jessica. Sejenak terpancar rona kebahagiaan di mata para lansia yang sehari-harinya jauh dari keluarga. Jessica terharu. Pada titik itulah ia tersadar, musik ternyata bukan hanya untuk memuaskan kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga bisa berdampak besar bagi banyak orang.
“Momen saat itu mengubah persepsi saya. Bisa berbagi lewat musik menjadi kebahagiaan yang tidak bisa saya ekspresikan,” ucap Jessica dihubungi dari Jakarta, Minggu (15/12/2019).
Pengalaman itulah yang kemudian turut menginspirasinya untuk bisa berbagi dan berbuat lebih bagi orang lain. Lewat program Love for Indonesia, Jessica aktif mengajarkan cara bermain musik kepada anak-anak di pedalaman Indonesia. Selain mengajar musik, Jessica juga dengan suka rela mengajar bahasa Inggris.
Program Love for Indonesia dikelola Yayasan Symphony of Heaven. Program tersebut menyasar kalangan anak-anak SD dan SMP. Jessica percaya, pada rentang usia tersebut, siswa-siswi mulai mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
Menurut Jessica, setiap daerah di Indonesia punya karakteristik yang unik. Hal itu yang juga sekaligus menjadi tantangan dalam menjalankan program Love for Indonesia.
“Karena program ini sifatnya dinamis, tidak ada satu macam template yang bisa kami terapkan ke setiap daerah. Tantangannya, kami dituntut selalu kreatif dalam mengembangkan program di daerah tersebut. Setiap daerah pasti punya beragam keahlian dan kebutuhan,” tuturnya.
Jessica kini berkuliah di Peabody Conservatory of Johns Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat. Sembari mengenyam pendidikan, Jessica kerap membagikan ilmu bermusik lewat panggilan video. Saat masa libur kuliah, Jessica selalu menggunakan waktu liburnya ke Indonesia untuk bergabung dalam program Love for Indonesia.