Joko Anwar dan Cerita Pembuatan ”Perempuan Tanah Jahanam”
Saat membuat film ”Perempuan Tanah Jahanam”, sutradara Joko Anwar memilih untuk selalu bersuara pelan kala menginstruksikan pengambilan gambar.
Oleh
Ida Setyorini
·2 menit baca
Saat membuat film Perempuan Tanah Jahanam, sutradara Joko Anwar memilih untuk selalu bersuara pelan kala menginstruksikan pengambilan gambar. Bahkan, semua yang ada di lokasi juga diminta untuk tak lupa bersuara pelan terus. Hal itu untuk membangun suasana mencekam di lokasi shooting.
”Kami semua tidak bersuara lantang. Pelan-pelan saja. Bahkan, kami mengusahakan agar para pemain tidak menyadari ada kamera yang sedang merekam mereka,” kata Joko di Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Menurut Joko, dia ingin membuat film tersebut sejak 10 tahun lalu. Namun, ada beberapa kendala sehingga baru siap dibuat sekarang. Dia pun mengajak para kru dan pemain ke beberapa lokasi pengambilan gambar di Jawa Timur. Sebagian aktor pernah bekerja sama dengannya di film sebelumnya, seperti di film Gundala.
”Saya mencari lokasi terpencil yang tidak pernah didatangi wisatawan, seperti di Dusun Pal Pakis di Gunung Ijen yang jauh dari jalan besar dan perlu waktu 1,5 jam sampai ke situ dari jalan. Hebatnya, penduduk di sana sangat baik dan ramah. Mereka senang kami mampir ke dusun itu,” ujar Joko.
Dia pun akhirnya membangun jalan dan toilet untuk kepentingan semua kru dan para pemain. Dia juga meninggalkan perpustakaan yang berisi buku anak-anak. Saat pengambilan gambar berlangsung, Joko terkena demam berdarah sehingga perlu dirawat di rumah sakit.
”Semula saya menolak ke rumah sakit, tetapi para kru hendak menyembunyikan kamera dan peralatan supaya saya istirahat dulu,” ucap Joko geli.