Sineas Garin Nugroho (57) menghadiri pemutaran khusus film terbarunya, Kucumbu Tubuh Indahku, di Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Sineas Garin Nugroho (57) selama ini dikenal kerap membuat film yang ”berlaga” di kancah festival film. Dia menyadari betul pasar bagi film-filmnya tergolong kecil. Namun, ada alasan kuat mengapa ”pasar kecil” ini perlu terus dihidupi.
”Kita terjerumus pada pasar (film untuk) milenial muda, yang dianggap mewakili pasar pada umumnya. Akibatnya, tidak terjadi perkembangan pada jenis film, juga ragam penontonnya. Padahal, selain diikuti, pasar bisa dibentuk,” kata Garin seusai pemutaran khusus film terbarunya, Kucumbu Tubuh Indahku, di Jakarta Pusat, pekan lalu.
”Film saya ingin membentuk (pasar). Tidak usah besar, kecil saja tidak apa-apa. Festival adalah salah satu jalan membentuk pasar,” lanjutnya.
Sebelum ditayangkan di jaringan bioskop Tanah Air, film Kucumbu Tubuh Indahku telah menggelandang di lebih dari 30 festival film di seluruh dunia. Film produksi bersama antara Fourcolours Films dan Go Studio ini telah menyabet beberapa penghargaan, di antaranya Jury Prize di Guadalajara International Film Festival, Meksiko, pada 2019, juga dianggap sebagai film terbaik di Festival Des 3 Continents, Perancis, pada 2018.
Meskipun demikian, Garin pernah berusaha menarik perhatian khalayak umum. Dia mengajak bintang-bintang muda dan terkenal, seperti Pevita Pearce dan Chicco Jerikho, di film Aach, Aku Jatuh Cinta, dan Reza Rahadian (Guru Bangsa: Tjokroaminoto). Setelah melewati masa itu, Garin kembali mengajak aktor yang belum terlalu populer.
Garin menganggap, apabila orang-orang hanya mengenal hal populer, kebudayaan bakal mengalami kemunduran. ”Nanti enggak bakal ada orang yang kenal olahraga catur, adanya sepak bola, karena penontonnya lebih banyak. Makanya harus ada diversifikasi,” katanya.