Aktor muda Marthino Lio berusaha menjadi “gelas kosong” saat menerima peran baru dalam film. Ia bersikap terbuka menerima semua arahan dari sutradara atau pelatih akting (acting coach). Sikap ini ternyata memudahkannya dalam berakting memainkan berbagai macam karakter dalam film.
“Setiap kali main film baru, saya datang sebagai gelas kosong yang siap diisi. Saya pasrah, siap disuruh apa aja,” kata Lio yang baru saja menerima penghargaan Piala Maya sebagai Aktor Pendukung Terpilih untuk film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta.
Di film ini, Lio berperan sebagai Raden Mas Rangsang alias Sultan Agung muda. Berdarah Ambon dan Bali dari bapak dan ibunya, Lio mengaku tidak terlalu kesulitan beradaptasi sebagai orang Jawa, kecuali saat harus berpidato lengkap dalam Bahasa Jawa. “Naskahnya satu halaman penuh,” ungkap Lio yang pernah berduet dengan Melly Goeslaw untuk lagu film Ada Apa Dengan Cinta 2.
Sejak kecil, Lio pernah tinggal di berbagai kota karena mengikuti orang tuanya yang sering berpindah tugas. Mulai dari Amerika Serikat, Tangerang, Bogor, Bandung, hingga Surabaya. Bahasa Jawa bukan hal asing baginya. Namun, hal lain yang menurutnya juga berperan penting dalam akting adalah peran lawan main.
“Saya bisa berakting bagus karena lawan main. Kebetulan Putri Marino, lawan main saya, punya visi sama. Soal ini, saya selalu ingat pesan Lukman Sardi. Katanya, kunci peran yang bagus adalah reaksi yang baik dari lawan main. Ario Bayu juga punya nasihat serupa, bereaksilah sesuai permainan lawan. Jangan lebay,” kata Lio yang siap berakting untuk dua film barunya.