Penyanyi Oppie Andaresta (45) terkejut melihat kembali film Kuldesak yang turut dibintanginya dua puluh tahun silam. Itu adalah film pertama, dan satu-satunya, yang pernah ia lakoni. Pelantun lagu “Cuma Khayalan” itu terkenang serunya bergerilya bersama tim produksi film.
“Surprise banget menontonnya. Ada kesan berbeda yang kudapat menonton sekarang dibandingkan dulu ketika baru selesai,” kata Oppie saat ditemui setelah pemutaran film Kuldesak di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (19/12).
Empat produser sekaligus sutradara film itu, Nan T Achnas, Riri Riza, Mira Lesmana, dan Rizal Mantovani merayakan “ulang tahun” ke-20 film itu. Acara itu dibarengi dengan peluncuran buku berjudul 20Kuldesak: Berjejaring, Bergerak, Bersiasat, dan Bergerilya.
Di tengah masa sensor ketat di era orde baru, keempat sineas yang tergabung dalam kelompok Day for Night itu mendobrak pakem industri perfilman. Untuk menghemat biaya produksi, seluruh awak dan pemain dengan sukarela tidak menerima upah, termasuk Oppie.
“Masa syutingnya waktu itu enam hari. Aku sampai ngekos di daerah Mampang, dekat studio supaya bisa berangkat pagi dan pulang malam lebih enak. Biaya kosnya juga bayar sendiri, tuh,” kata pemeran Dina, penjaga karcis bioskop. Selain berakting, Oppie juga menyumbangkan lagunya “Blues for Lily” untuk film itu.
Menurut Oppie, film Kuldesak dengan segala upaya penggarapannya pantas menjadi panutan bagi sineas masa kini. Ada etos gotong royong yang demikian kuat. “Kami tidak boleh bertekuk lutut, menyerah pada keterbatasan. Kami tidak tunduk pada keterbatasan,” ujarnya.