Setiap musisi punya caranya sendiri dalam mengolah kreatifitas menulis lagu. Band Tashoora asal Yogyakarta memilih mendekam di dalam studio selama sekitar satu tahun, sebelum mempertontonkan karya mereka. Sejak Jumat (14/12/2018), lagu-lagu itu telah terwujud dalam bentuk mini album perdana bertajuk Ruang.
“Kami seperti tidak dikejar apa-apa, jadi bisa tenang menikmati proses membuat lagu, membicarakan lirik, bongkar pasang aransemen, atau sekadar kumpul-kumpul saja, latihan seperti biasanya,” ujar Danu, vokalis dan pemain biola, menceritakan satu tahun masa awal band yang terbentuk sejak September 2018 ini.
Nama band ini tercipta dari nama jalan tempat studio mereka berlokasi, yaitu di Jalan Tasura, di daerah Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Selain Danu, grup ini diawaki Danang di posisi gitar dan vokal, Dita (akordeon/keyboard), Gusti (bas), Sasi (gitar), dan Mahesa (drum). Selain Mahesa, lima personil turut menyumbangkan vokalnya.
Setelah menggodok materi secara intensif, mereka baru memutuskan keluar kandang. Pada Oktober 2018, Tashoora membuat pertunjukan tunggal yang intim berjudul Ruang Pertama Tatap Muka. Hasil rekaman di acara yang digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja inilah yang dikemas menjadi mini album mereka.
Album Ruang yang diproduksi bersama Degup Detak Records dan Juni Records ini berisi lima lagu. Tembang “Sabda” mereka pilih menjadi lagu unggulan pertama. Lagu ini terinspirasi dari peristiwa bernuansa rasisme yang pernah terjadi di Yogyakarta. “Banyak dari hal-hal ini yang didiamkan di sudut mata; terlihat, namun dianggap tidak ada,” kata Danang yang menyumbangkan ide dasar lagu ini.