Tak ada darah melayu atau Sumatera yang mengalir di tubuhnya. Namun, advokat senior Harry Ponto (51) tidak kesulitan saat diminta memerankan sosok raja pertama di Kedatuan Sriwijaya, Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa dalam pergelaran drama tari dan musik "Genta Sriwijaya" di Taman Ismail Marzuki, Selasa (21/11/2018) malam.
"Saya kan orang Indonesia," ujar pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan dan berdarah Manado itu.
Sebagai orang Indonesia, maka tak sulit baginya memerankan sosok Raja Sriwijaya, karena sesuai sasanti bangsa Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. "Dan, itulah pesan dari pergelaran Genta Sriwijaya, yakni persatuan Indonesia dalam bingkai perdamaian," papar mantan Sekretaris Jenderal Asosiasi Advokat Indonesia (AAI).
Kecintaannya pada Indonesia tak hanya ditampilkan dalam keterlibatan dalam Genta Sriwijaya, tetapi juga melalui menyelam di nyaris seluruh spot selam di Tanah Air. Kesulitan bagi Harry dalam menjalani peran utama Raja Sriwijaya, adalah Genta Sriwijaya merupakan drama tari dan musik.
Ia kewalahan saat harus bernyanyi, tetapi oke-oke saja untuk menari. Oleh karena itu, peran tarik suara dalam pagelaran itu diserahkan pada ahlinya, yakni penyanyi Andrea Miranda, Daniel Christianto, dan Ruth Sahanaya. Harry bersama pemeran lainnya cukuplah berdialog, dan bergoyang, mengikuti musik ditata oleh musisi Tohpati, dalam tarian yang ditata koreografer Denny Malik dan Juwono Ariyo Saloko.