Darah Tradisi
Sebagai penari yang dialiri darah Sunda, Lena Guslina (41) tetap bertekad mempertahankan kesundaannya. Meski karya koreografinya secara bentuk lebih dekat dengan tarian kontemporer, ia hampir selalu berangkat dari dasar-dasar tari Sunda. ”Itu sudah naluriah. Aku belajar menari Sunda sejak kecil, seingatku sejak kelas II SMP,” kata Lena, Sabtu (29/9/2018) petang, dari Bandung. Ia sedang berada di Wot Batu, karya seni instalasi dari perupa Sunaryo di kawasan Dago Bandung.
Menurut rencana, tambah Lena, Kamis (4/10), ia akan mementaskan karya terbarunya, Sysipus, yang terinspirasi dari puisi penyair Saini KM. Karya ini, katanya, didedikasikan khusus untuk Saini yang akan merayakan 80 tahun usianya. ”Pak Saini dulu dosenku di STSI Bandung,” kata penari yang pernah kuliah di ISI Surakarta ini.