Ir Ciputra untuk pertama kalinya menunjukkan koleksi pribadinya berupa 23 lukisan karya Hendra Gunawan kepada publik. Semua lukisan itu dipamerkan di Prisoner of Hope yang juga memamerkan sembilan lukisan yang sudah sering dipertunjukan.
Ciputra merupakan kolektor lukisan-lukisan karya salah satu maestro seni lukis modern Indonesia itu. Ia mengaku, langsung jatuh hati ketika melihat warna-warni lukisan karya-karya Hendra, saat mereka pertama kali bertemu di tahun 1952. Sejak saat itulah, ia menanamkan tekad untuk mengoleksi lukisan-lukisan karya Hendra.
”Hati saya bergetar melihat lukisan hasil karya Hendra. Saya baru merintis usaha ketika mulai mengoleksi karyanya. Dengan uang yang terbatas, saya beli karyanya satu per satu. Saat dia dipenjara pun, secara diam-diam, saya membeli lukisannya langsung kepada Nuraini, istrinya,” ujar Ciputra, Sabtu (4/8/2018), di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Mengenai kedekatannya dengan Hendra, Ciputra mengisahkan, setelah Hendra menjalani masa tahanan selama 13 tahun, mulai dari 1965-1978, ia adalah sosok pertama yang ingin ditemui oleh Hendra. Bukan tanpa alasan, Hendra sangat menghargai inisiatif Ciputra yang membangun pasar seni di Ancol untuk pameran karya seni.
”Sembari menangis di bawah pohon, dekat pasar seni, Hendra cerita perjuangannya dulu. Saat dia dengan susah payah menjual lukisan, dari pintu ke pintu hingga nyaris dikejar anjing. Adanya pasar seni, membuat ia jadi seniman yang bebas karena diberi ruang berkarya,” tutur Ciputra.
Bertepatan dengan Peringatan 100 Tahun Hendra Gunawan, penikmat seni berkesempatan untuk merefleksikan warisan yang ditinggalkan Hendra Gunawan. Warisan ini merupakan wujud cintanya kepada Indonesia dan masyarakatnya.
"Karyanya adalah wujud perjuangan dan konflik hidup untuk kemanusiaan yang adil," ujar Ciputra. (E17)