Sketsa Mudji Sutrisno Bergaung di Solo

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Mudji Sutrisno

Mudji Sutrisno SJ kembali ber-"Kumandang ing Sepi", bergaung dalam sepi. Ini adalah judul     pameran sketsa  yang akan digelar di Bentara Budaya-Balai Soedjatmoko Solo. Dibuka pada Jumat (27/7/2018), pameran yang berlangsung hingga 3 Agustus itu menampilkan 60 sketsa hitam putih,  plus sejumlah karya realis.

Lewat sketsa hitam putih, Mudji ingin mengajak bertanya bahwa kita terlalu dididik dengan ajaran putih melawan hitam. Sejak kecil diajarkan tentang pertentangan  antara baik melawan jahat. Padahal kenyataan hidup itu, kata Mudji,  lebih tepat berupa abu-abu.

"Maka menarik garis sketsa bagi saya adalah   membuat  realitas abu-abu itu menjadi \'lebih putih\' dengan membuat yang putih terhadap realitas abu-abu," kata Mudji seperti tertulis dalam katalog pameran.

Bagi Mudji yang lahir di Surakarta 1954, pameran ini seperti pulang kampung. Pada masa kecil ia sering duduk memandang lapangan luas  di depan rumahnya. Ayahnya lalu memberinya selembar kertas. "Barangkali inilah awal saya mengekspresikan diri dalam bahasa garis-garis sketsa."

Karya sketsa Mudji menjadi semacam suara damai  dalam keheningan di tengah kehidupan di sekitarnya. "Dibutuhkan digaung-gaungkan hening di riuh pikuk politik saat ini."