Rifat Sungkar Jengkel Pada Perilaku Pengendara Jakarta
Oleh
Harry Susilo
·2 menit baca
Pereli Rifat Sungkar (39) kadang jengkel melihat perilaku berkendara sebagian pengemudi kendaraan roda empat maupun roda dua di Jakarta. Mereka kerap menerobos lampu lalu lintas, menyalip tanpa memberi tanda, atau mengemudi ugal-ugalan.
“Yang jadi persoalan itu adalah mental dalam berkendara. Susah sekali mengubah mental orang berkendara,” ujar Rifat, di sela-sela uji kendara mobil listrik Mitsubishi Outlander Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) di kawasan Provence, Perancis, akhir Juni lalu.
Untuk itu, Rifat mendukung rencana Kepolisian RI untuk menerapkan psikotes sebagai salah satu persyaratan penerbitan surat izin mengemudi (SIM) baru dan perpanjangan SIM. Rifat menyebutkan, di banyak negara maju, prosedur untuk mendapatkan SIM juga harus melalui psikotes untuk mengetahui kondisi psikis calon pengemudi.
Rifat juga mengingatkan pentingnya menerapkan toleransi dalam berkendara demi keselamatan. Tak pelak, manajemen waktu sangat penting agar saat berkendara di jalanan yang padat seperti di Jakarta tidak tergesa-gesa. “Jakarta kan selalu macet. Jadi supaya tidak buru-buru ya kita harus berangkat lebih awal sehingga tidak perlu ngebut di jalan,” ucap Rifat yang juga duta Mitsubishi.
Saat mengikuti uji kendara Mitsubishi Outlander PHEV di Perancis, Rifat menunjukkan bahwa berkendara dengan santun merupakan aspek yang penting di jalan. Lewat perusahaan yang dia dirikan yakni, Rifat Drive Labs (RDL), lelaki kelahiran Jakarta 22 Oktober 1978 ini pun ingin menebarkan pentingnya keselamatan dalam berkendara. Lalu bagaimana jika bertemu dengan pengemudi yang ugal-ugalan di jalan..? “Ya lebih baik mengalah. Kan saya enggak buru-buru..he..he,” kata Rifat tersenyum.