Dukungan Indonesia Menjadi Anggota Dewan IMO Terus Mengalir
Sudah 100 negara siap nyatakan dukungannya. Membawa peluang besar bagi Indonesia terpilih lagi menjadi anggota Dewan IMO.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN DARI LONDON, INGGRIS
·3 menit baca
LONDON, KOMPAS — Menjelang pemilihan anggota Dewan Organisasi Maritim Internasional (IMO), 1 Desember 2023, dukungan dari negara-negara pemegang hak suara terhadap pencalonan Indonesia terus berdatangan. Dukungan ini sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan Indonesia sebagai negara maritim yang punya pengaruh besar di dunia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dukungan bagi Indonesia terus berdatangan dari sejumlah negara. Negara dimaksud menganggap Indonesia berhasil ketika menjadi anggota Dewan IMO periode sebelumnya, 2022-2023. Mereka pun mendorong Indonesia agar maju lagi di posisi tersebut. ”Karena mereka percaya kepada kita,” ujarnya, Selasa (28/11/2023) pagi waktu London.
Mengutip laman resmi IMO, lembaga tersebut berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. IMO berdiri sejak 1948. Peran IMO antara lain mengatur standar keamanan dan keselamatan pelayaran serta komitmen terhadap kelestarian lingkungan perairan.
Selasa, Sidang IMO kembali dilanjutkan dengan berbagai agenda. Salah satunya adalah pandangan umum yang disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di markas IMO.
Selama agenda berjalan, tim lobi dari Indonesia terus berkomunikasi dengan delegasi dari berbagai negara. Tim dari Indonesia terbagi ke dalam beberapa kelompok kecil.
Berdasarkan agenda Kementerian Perhubungan, pada Selasa sore akan digelar jamuan makan dengan sejumlah negara anggota IMO. Di kesempatan itu, Indonesia akan menyampaikan sikap dan komitmen jika terpilih lagi menjadi anggota dewan IMO.
Budi Karya hadir di markas IMO sejak Senin pagi. Ia memimpin langsung rombongan tersebut. Selain dari Kementerian Perhubungan, hadir juga dari kementerian/lembaga lagi serta pihak swasta terkait seperti perusahaan pelayaran.
Untuk bisa terpilih, Indonesia harus mendapatkan dukungan minimal 89 suara dari negara-negara anggota IMO yang berjumlah total 175 negara. Pada pemilihan periode 2022-2023 lalu, Indonesia berhasil mendapatkan 127 suara.
Seperti periode sebelumnya, Indonesia kembali mengincar anggota Dewan IMO kategori C. Adapun anggota Dewan IMO sebanyak 40 negara yang terdiri dari kategori A sebanyak 10 anggota, kategori B 10 anggota, dan kategori C 20 anggota.
Kategori A diperebutkan oleh negara yang memiliki kapal berukuran besar, kategori B indikator menjadi perebutan negara dengan volume logistik tinggi, sedangkan kategori C untuk negara berciri kepulauan. Indonesia yang memiliki lebih kurang 17.000 pulau memilih kategori itu.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitan menambahkan, jumlah negara yang menyatakan akan mendukung Indonesia menembus 100. Hal ini berarti bahwa peluang Indonesia untuk terpilih lagi, terbuka lebar.
Selain itu, Badan Pemeriksa Keuangan RI yang pada periode lalu dipilih menjadi auditor eksternal IMO pun bakal dipilih lagi untuk periode ini. ”Ini juga menjadi kebanggaan bagi Indonesia,” ucap mantan Atase Perhubungan Kedutaan Besar RI di London itu.
Indonesia sebagai negara kepulauan sudah melakukan banyak terobos di sektor transportasi maritim.
Di sisi lain, pengamat ekonomi transportasi dari Universitas Gadjah Mada, Winaha Jaya, mendorong Indonesia untuk berbuat lebih maksimal dalam keanggotaannya di Dewan IMO. Model transportasi kepulauan yang diterapkan di Indonesia saat ini dapat dibagikan kepada negara anggota IMO yang berjumlah 175 negara itu.
Program dimaksud seperti tol laut serta pelayaran perintis yang menjangkau daerah terpencil. Dua program tersebut disubsidi oleh negara. ”Indonesia sebagai negara kepulauan sudah melakukan banyak terobos di sektor transportasi maritim,” ujarnya.