Ikatan Pilot Indonesia: 12 Titik Rawan Gangguan Keamanan Penerbangan Sipil di Papua
Ikatan Pilot Indonesia menyerukan pentingnya keamanan penerbangan sipil di Papua. Tercatat sembilan peristiwa menonjol penyerangan awak pesawat dan perusakan fasilitas bandara di Papua selama beberapa tahun terakhir.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Ikatan Pilot Indonesia menyerukan pentingnya keamanan bagi awak pesawat dan infrastruktur transportasi udara di seluruh Papua. Ada 12 titik bandara yang rawan gangguan keamanan bagi penerbangan sipil di Papua hingga saat ini.
Hal ini terungkap dalam seminar yang digelar Ikatan Pilot Indonesia bertajuk ”Implementasi Keamanan Penerbangan di Papua”, di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (10/9/2022). Kegiatan ini dihadiri Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Marsekal Pertama Mochamad Dadan Gunawan, Bupati Paniai Meki Nawipa, Vice Presiden Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Kapten Rama Noya, dan sejumlah undangan lainnya.
Rama yang ditemui di sela-sela kegiatan tersebut mengatakan, 12 titik bandara yang rawan gangguan keamanan perlu mendapatkan perhatian dari pihak keamanan, yakni TNI Angkatan Udara. Adapun 12 titik ini tersebar di sejumlah kabupaten di Papua, antara lain, Nduga, Pegunungan Bintang, hingga Intan Jaya.
Oleh karena itu, diperlukan adanya pemberitahuan dari pihak keamanan kepada operator penerbangan atau pilot tentang situasi di bandara atau lapangan terbang yang dituju. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah adanya serangan terhadap awak dan pesawat.
Berdasarkan data IPI, terjadi sembilan peristiwa keamanan yang menonjol terkait penerbangan sipil di Papua, yaitu serangan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap awak pesawat, perusakan fasilitas bandara, dan penembakan pesawat. Peristiwa itu terjadi di sejumlah kabupaten, yakni Nduga, Mimika, Nabire, dan Intan Jaya. Aksi terjadi dalam rentang waktu tahun 2018 hingga bulan Juni tahun 2022.
KKB juga mengintimidasi tiga pilot saat melaksanakan tugasnya di daerah pedalaman Papua. Sementara dua pilot maskapai Trigana Air dan Dimonim Air terluka karena tertembak pada tahun 2018. Dua pilot lainnya dari Maskapai SAM Air mengalami luka-luka saat menghindari tembakan KKB pada pertengahan tahun 2022.
”Selain di 12 titik bandara yang rawan gangguan keamanan, masih terdapat banyak lapangan terbang yang belum dipagari. Kondisi ini sangat berbahaya untuk aktivitas penerbangan sipil. Kami berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk mengatasi masalah tersebut,” papar Rama.
Rama menilai, rangkaian aksi yang mengganggu aktivitas penerbangan sipil di Papua tidak sesuai dengan regulasi internasional dan Pemerintah Indonesia tentang keamanan penerbangan. Regulasi itu, antara lain, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 80 Tahun 2017 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional dan ICAO Aviation Security Global Risk Context Statement.
”Tujuan utama dari regulasi tersebut adalah melindungi penerbangan dari segala tindakan melawan hukum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan prosedur. Kami berharap keamanan penerbangan di Papua lebih diprioritaskan karena sangat berperan vital bagi masyarakat.” harap Rama.
Presiden Direktur Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air Wagus Hidayat yang juga merupakan salah satu operator penerbangan sipil di Papua meminta adanya penambahan personel aparat keamanan di rute-rute penerbangan yang dilalui pesawat khususnya di daerah pedalaman Papua. Sebab, hanya dengan cara itulah aksi serangan KKB terhadap awak, pesawat, dan infrastruktur di bandara atau lapangan terbang dapat diredam.
Rangkaian aksi yang mengganggu aktivitas penerbangan sipil di Papua tidak sesuai dengan regulasi internasional dan Pemerintah Indonesia tentang keamanan penerbangan. (Kapten Rama Noya)
Wagus menyatakan, peranan penerbangan sipil bagi masyarakat sangat penting karena belum terdapat akses jalan darat yang terhubung ke daerah-daerah pedalaman Papua. Dengan penerbangan sipil, lanjut Wagus, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, serta terbantu mengakses layanan publik khususnya pendidikan dan kesehatan di perkotaan.
”Penerbangan sipil sudah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat Papua. Karena itu, kami selaku operator penerbangan di Papua tidak hanya fokus untuk mendapatkan profit, tetapi juga pelayanan kemanusiaan untuk masyarakat,” kata Wagus yang juga salah satu pilot di Papua.
Bupati Paniai Meki Nawipa mengapresiasi kegiatan seminar yang dilaksanakan oleh IPI tentang pentingnya keamanan penerbangan sipil di Papua. Ia pun menyatakan Pemda Paniai dan masyarakat mendukung penuh pengamanan fasilitas penerbangan sipil dan keselamatan awak pesawat dalam menjalankan tugasnya.
Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Marsekal Pertama Mochamad Dadan Gunawan mengakui, pihaknya masih kekurangan personel untuk mengamankan bandara dan lapangan terbang di wilayah Papua. Terdapat 12 pos pengamanan bandara yang dijaga personel Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Pada setiap pos keamanan yang dijaga Kopasgat hanya terdapat 10 hingga 20 personel. Idealnya terdapat 30 personel di setiap pos agar pengamanan area bandara bisa berjalan optimal.
Ia mengatakan, pertemuan dengan IPI bersama Pemda sangat berguna untuk memberikan informasi bagi Kementerian Perhubungan dan Mabes TNI sehingga terdapat solusi penanganan masalah keamanan penerbangan di Papua. Salah satu solusi adalah penambahan personel keamanan di bandara dan lapangan terbang.
”Kami mengakui masih kekurangan personel untuk pengamanan fasilitas penerbangan sipil di Papua. Hanya terdapat 12 pos pengamanan, sementara masih terdapat sekitar 500 lapangan terbang di Papua. Kondisi ini menyebabkan kami tidak bisa memberikan informasi situasi keamanan kepada pilot atau operator penerbangan sebelum terbang ke rute tersebut,” ucap Dadan.