Banyak Pasien Parah, Bangkalan Butuh Puluhan Alat Bantu Napas
Lonjakan pasien Covid-19 di Bangkalan tak hanya berimplikasi pada penambahan kapasitas tempat perawatan. Kondisi pasien yang mayoritas masuk dalam keadaan parah memerlukan puluhan alat bantu napas dalam jumlah banyak.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, tak hanya berimplikasi pada kebutuhan penambahan kapasitas tempat tidur pasien dan percepatan proses rujukan ke sejumlah rumah sakit di Surabaya. Kondisi pasien yang mayoritas masuk dalam keadaan parah memerlukan puluhan alat bantu pernapasan.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bangkalan secara kumulatif sejak awal Mei mencapai 100 kasus, 32 di antaranya meninggal. Dalam sepekan terakhir terdapat 56 kasus positif baru, lima orang di antaranya meninggal.
Total kasus Covid-19 di Bangkalan hingga Minggu mencapai 1.779 orang, dengan 180 orang meninggal. Tingkat kematian atau fatalitas mencapai 10,17 persen, jauh melebihi tingkat kematian rata-rata kasus Covid-19 di Jatim, yakni 7,39 persen. Saat ini terdapat 79 orang dengan kasus aktif yang dirawat.
Menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah Provinsi Jatim telah berkoordinasi dengan Pemkab Bangkalan, Pemkot Surabaya, dan Kementerian Kesehatan. Hasilnya, diperlukan penanganan cepat, simultan, dan terintegrasi untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 dan mencegah sebarannya meluas ke daerah sekitar.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, percepatan proses rujukan pasien Covid-19 dari Bangkalan ke sejumlah rumah sakit di Surabaya, terutama RSUD dr Soetomo, sudah diimplementasikan. Dinkes Jatim telah mengeluarkan surat yang ditujukan ke sejumlah RS penyangga agar memberi dukungan dan menerima rujukan pasien Covid-19.
RS penyangga itu adalah RSUD Soetomo, RSU Universitas Airlangga, RS Haji Surabaya, RSU PHC, RSU Adi Husada Undaan, dan RS Al Irsyad. Namun, upaya percepatan proses rujukan itu belum cukup. Pemprov Jatim mempersiapkan penambahan tempat tidur di RSUD Ratu Ebo Bangkalan.
”Penambahan kapasitas tempat tidur ini untuk merelaksasi sejumlah RS rujukan di Bangkalan karena saat ini tingkat keterisiannya sangat tinggi. Di RSUD Bangkalan, misalnya, dari kapasitas 90 tempat tidur, yang terpakai 73 tempat tidur,” ujar Khofifah di Surabaya, Minggu (6/6/2021).
Selain memerlukan penambahan kapasitas tempat tidur, pasien Covid-19 di Bangkalan butuh tambahan alat bantu napas dalam jumlah banyak. Terkait hal itu, Kemenkes akan mengirimkan 32 unit HFNC (High Flow Nasal Cannula) ke Bangkalan dalam waktu dekat sesuai usulan Pemprov Jatim.
Kemenkes akan mengirimkan 32 unit HFNC (High Flow Nasal Cannula) ke Bangkalan dalam waktu dekat sesuai usulan Pemprov Jatim.
Tes dan pelacakan
Sekda Provinsi Jatim Heru Tjahjono menambahkan, pihaknya telah mengirimkan bantuan mobil laboratorium uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) ke Bangkalan untuk meningkatkan intensitas tes. Hal ini juga untuk membantu pelacakan kontak erat pasien positif.
Mobil laboratorium PCR ini telah berkeliling menyasar titik-titik yang diduga menjadi episentrum sebaran Covid-19. Hasil identifikasi sementara, Kecamatan Arosbaya memiliki kasus Covid-19 tertinggi sehingga upaya pengetesan dan pelacakan kontak dimasifkan di daerah tersebut.
”Namun, upaya pengetesan dan pelacakan kontak itu menemui kendala karena masih banyak masyarakat yang tidak mau menjalani uji usap Covid-19. Oleh karena itu, upaya persuasif agar masyarakat mau dites terus digencarkan,” kata Heru.
Sementara itu, Pemprov Jatim bersama Pemkot Surabaya juga berupaya mencegah perluasan sebaran Covid-19 dengan menggencarkan penapisan di jalur keluar dan masuk Bangkalan. Ada dua titik yang menjadi fokus kegiatan penapisan, yakni Jembatan Suramadu dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Penapisan di Jembatan Suramadu yang digelar sejak Sabtu (5/6) malam hingga Minggu menyasar seluruh pelaku perjalanan yang menempuh jalur darat. Sasarannya masyarakat pengguna sepeda motor dan penumpang mobil yang tidak memenuhi syarat perjalanan, yakni tidak dapat menunjukkan surat keterangan negatif hasil uji cepat antigen/antibodi atau hasil uji usap PCR.
Pelaku perjalanan tersebut langsung diuji cepat antigen di tempat oleh tim dari Dinkes Surabaya dan Dinkes Jatim. Harapannya, penapisan itu bisa mendeteksi sebaran Covid-19 sejak dini sehingga langsung tertangani dan meminimalkan penularan di Surabaya.
Namun, nyatanya, penapisan tersebut menghadapi banyak tantangan. Banyak pelaku perjalanan yang menolak menjalani tes Covid-19 dan nekat menerobos barisan petugas pengamanan. Ratusan pengendara motor juga nekat menjebol pagar pembatas di bawah Jembatan Suramadu agar bisa menerobos menuju Surabaya tanpa menjalani penapisan.
Banyak pelaku perjalanan yang menolak menjalani tes Covid-19 dan nekat menerobos barisan petugas pengamanan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, berdasarkan laporan tim di lapangan, sebanyak 2.401 pelaku perjalanan dari Bangkalan diuji cepat antigen pada hari Minggu. Hasilnya, sebanyak 70 orang dinyatakan positif berdasarkan uji cepat antigen dan 17 orang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil uji PCR.
Masyarakat yang terkonfirmasi positif berdasarkan uji cepat antigen langsung dirujuk ke RS Haji Surabaya, sedangkan yang sudah terkonfirmasi positif dirujuk ke RS Lapangan Indrapura. Tingginya mobilitas masyarakat dari Pulau Madura menuju Surabaya dan sebaliknya melalui Jembatan Suramadu membuat petugas kewalahan melakukan penapisan acak.
Sebelum dibawa ke RS Haji Surabaya atau ke RS Lapangan Indrapura, masyarakat yang terkonfirmasi reaktif dan positif bisa menempati ruang transit di halaman Kantor BPWS Suramadu. Kementerian PUPR telah mengizinkan penggunaan bangunan tersebut untuk mendukung upaya penapisan Covid-19.