Waduk Jatiluhuryang Luhur Berbakti
Kehadiran Menteri Perindustrian Guichard menginformasikan bahwa proyek ini dibiayai lewat bantuan dari Perancis sebesar 130 juta dollar AS, Rp 50 miliar uang lama, dan Rp 500 juta uang baru. Dalam wawancara dengan pers, Menteri Perindustrian Dasar, Ringan, dan Tenaga Mayjen M Jusuf mengatakan bahwa waduk ini memiliki enam fungsi, yaitu pencegahan banjir, irigasi, pembangkit tenaga listrik, penyediaan air baku minum kota Jakarta, perikanan darat, dan pariwisata. Keindahan panorama wilayah waduk seluas 8.000-an hektar mengundang maskapai Merpati Nusantara mengadakan joy flight pada Minggu, 22 Desember 1968. Penerbangan akan berlangsung selama 2,5 jam dengan tarif Rp 4.000 per orang (Kompas, Kamis, 19 Desember 1968, halaman 2). Hingga akhir tahun 1970, menurut pihak Perum Otorita Jatiluhur, kunjungan wisatawan mencapai 151.240 orang atau naik 45 persen dari tahun 1969. Beberapa dari mereka datang untuk menikmati fasilitas olahraga air, seperti perahu wisata, perahu bermotor (motor boating), dan ski air. Banyak instansi pemerintah, seperti Kejaksaan, Kehakiman dan Telkom, menggelar rapat di Jatiluhur yang saat itu baru memiliki dua hotel dan 16 bungalo (Kompas, Kamis, 17 Desember 1970, halaman 2).