Mahasiswa Universitas Indonesia Ciptakan Teknologi AI untuk Memilih Parfum
Berkat ide penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu konsumen memilih parfum, Evelyn Velencia Febita, Alvin Filipi, dan Julieta Himawan menjadi juara dalam kompetisi L’Oréal Brandstorm 2023.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·4 menit baca
Berkat ide penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membantu konsumen memilih parfum sesuai kepribadian, tim Cakrawala yang terdiri dari Evelyn Velencia Febita, Alvin Filipi, dan Julieta Himawan menjadi juara dalam kompetisi inovasi L’Oréal Brandstorm 2023. Timdari Universitas Indonesia (UI) ini akan mewakili Indonesia untuk berlomba di tingkat internasional.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/3/2023), Evelyn dan kawan-kawan tidak menyangka dengan kemenangan ini. ”Kami senang dan terharu akan penghargaan ini. Kami juga berterima kasih kepada L’Oréal yang sudah membuat kompetisi ini. Kami jadi belajar banyak dan bisa membangun koneksi dan belajar problem solving skills,” kata Evelyn.
Alvin menyebutkan, kemenangan ini memberi makna bahwa kelompoknya telah berhasil melalui tantangan di tingkat nasional. ”Ini artinya tim juri menghargai ide yang sudah kami pikirkan selama berminggu-minggu. Selanjutnya kami berharap bisa membuktikan di tingkat selanjutnya,” ujarnya.
Dalam kompetisi yang mengusung tema ”Crack the New Codes of Beauty”, tim Cakrawala mempresentasikan inovasi dengan nama Personalized Perfumery. Tim ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk membantu konsumen mencari dan memilih parfum dengan aroma sesuai kepribadian dan suasana, serta di mana saja dan kapan saja. Dengan mengusung ide ini, tim Cakrawala mengalahkan 1.600 peserta dari seluruh Indonesia.
Pengalaman
Ide inovasi itu muncul, menurut Alvin, dari pengalaman sehari-hari. ”Setiap akan pergi ke acara, seperti resepsi pernikahan atau kuliah, aku memakai parfum. Sebelum presentasi di depan tim L’Oréal, aku juga menyemprotkan parfum untuk membangkitkan rasa percaya diri. Penggunaan parfum memang penting untuk well-being setiap orang,” ujarnya.
Awalnya, tim Cakrawala ingin meneliti make-up atau skin care. Namun, setelah riset, tim fokus pada inovasi parfum yang jarang diangkat orang lain. Penggunaan parfum dipercaya penting untuk kesehatan mental seseorang. ”Kami ingin membuat ide out of the box, makanya mengangkat parfum. Selain itu, permintaannya tinggi,” kata Evelyn.
Melalui inovasi Personalized Perfumery, tim Cakrawala menggabungkan teknologi digital dan formulasi aroma parfum untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen terlebih dulu harus memiliki aplikasi berikut botol parfumkhususnya. Lalu konsumen dapat menggunakan aplikasi dan menyebutkan kebutuhan parfum, misalnya untuk menghadiri acara pesta atau acara formal. Setelah itu, kebutuhannya akan diterjemahkan aplikasi dan dikirimkan ke sebuah botol parfum yang berisi empat cairan wewangian.
Botol parfum ini kemudian akan menyemprotkan aroma sesuai kebutuhan konsumen. Dalam inovasi ini, botol parfum dapat menyemprotkan hingga 1.000 jenis aroma yang berbeda, tergantung dari tingkat kepekatan dan jenis cairan dasar. Tombol parfum dibuat mengelilingi botol. Inovasi ini juga berguna untuk membantu orang dengan disabilitas yang selama ini kerap mengalami kesulitan menggunakan parfum karena tombolnya kecil.
Tantangan terbesar dalam proses inovasi ini adalah membentuk tim, melakukan riset, dan memikirkan ide. Tim Cakrawala cukup kompak karena terdiri atas tiga orang yang punya latar belakang berbeda-beda. Evelyn dan Julieta merupakan mahasiswa Teknik Biomedik UI yang fokus pada penelitian. Sementara Alvin merupakan mahasiswa Teknik Elektro yang tertarik pada bisnis dan analisis pasar. Ketiganya bisa mencampurkan antara inovasi di bidang kecantikan, penggunaan teknologi, tren pasar, dan strategi bisnis.
Alvin menuturkan, sejak lama ia tertarik pada teknologi robotic dan kecerdasan buatan. Hal itulah yang mendorongnya kuliah di jurusan teknik elektro UI. Setelah menjalani kuliah, ia mencoba menggali potensi diri dan memutuskan untuk menjadi generalist. Ia juga tertarik mencari peluang karier di bidang bisnis dan analisis pasar.
Sementara Evelyn dan Julieta tertarik masuk teknik biomedik karena suka pada mata pelajar biologi, fisika, dan matematika. Selain itu, biomedik masih minim peminat sehingga dinilai akan memberikan banyak peluang. ”Aku tertarik karena jurusannya unik. Apalagi, sejak SMA aku suka biologi dan fisika. Aku memang tertarik membuat inovasi di bidang medis,” jelasnya.
Julieta mengatakan, satu angkatan di bidang biomedik hanya ada 40 orang. Ketika ia magang, banyak perusahaan sering bingung dengan jurusan kuliah itu yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal, menurut Julieta, banyak hal yang bisa dieksplor dari jurusan ini. ”Semoga kemenangan di L’Oréal ini bisa membuka kesempatan selanjutnya,” katanya.
Alvin Filipi
Pendidikan: Teknik Elektro Universitas Indonesia (2019-sekarang)
Penghargaan, antara lain:
-Juara 1UI Studentpreneurs Business Plan Competition, FEB UI, Kejora Capital, & BRI Ventures 2023
Evelyn Velencia Febita
Pendidikan: Teknik Biomedik Universitas Indonesia (2020-sekarang)
Penghargaan, antara lain:
- Juara 1Business Model Canvas Competition, FEB UI, Kejora Capital, & BRI Ventures 2023
Julieta Himawan
Pendidikan: Teknik Biomedik Universitas Indonesia (2019-sekarang)
Penghargaan, antara lain:
-Awardee of Indonesian International Student Mobility Awards 2021