Mahasiswa UPH Menciptakan Inovasi Obat Herbal untuk Kanker
Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Pelita Harapan meraih juara Pharmanova 2023 dengan mengangkat khasiat daun pegagan untuk mengobati kanker.
Oleh
MARIA SUSY BERINDRA
·4 menit baca
ARSIP PRIBADI
Jessica Laurencia, Jocellyne Nibenia Telaumbanua, dan Imelda Angie Jesica berpose seusai mengikuti Pharmanova 2023 di ITB, Bandung.
Upaya mencari obat kanker dengan tanaman yang banyak ditemukan Indonesia dilakukan oleh tim mahasiswi Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten. Mahasiswi yang menamakan diri tim Acetaminofun membuat kajian tentang tanaman pegagan (Centella asiatica) yang bisa diolah menjadi obat alternatif herbal untuk membantu penyembuhan kanker.
Dengan kajian tersebut, tim dari Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UPH meraih juara kategori Pharmaceutical Industry Case Study (PICS) dalam Pharmanova 2023 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 21 Januari 2023. Tim beranggotakan Jocellyne Nibenia Telaumbanua, Jessica Laurencia, dan Imelda Angie Jesica yang saat ini duduk di semester IV.
Imelda mengatakan, tim memecahkan masalah dari studi kasus yang diberikan panitia Pharmanova, yaitu tanaman Taxus brevifolia yang memiliki senyawa antikanker, tetapi pertumbuhannya lambat. Jika taxus digunakan terus-menerus, tanaman akan menjadi langka. ”Dari lomba itu, kami disuruh mencari tanaman pengganti yang bisa menjadi obat kanker. Lalu, kami mencari bahan dari berbagai sumber, ada berbagai pilihan tanaman,” kata Imelda.
Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing, Apt Ernestine Arianditha Pranasti, SFarm dan Apt Nurista Dida Ayuningtyas, SFarm, MSc, mereka memilih tanaman pegagan yang memiliki senyawa mirip dengan taxus. Sebagai bahan literatur utama, mereka menggunakan jurnal ilmiah dari National Library of Medicine.
Jocellyne menjelaskan, tanaman pegagan yang memiliki kesamaan unsur dan khasiat dengan taxus, yang lebih mudah diekstrak menjadi nanoemulsi yang berbentuk sediaan farmasi dalam bentuk sirop. Dalam karya tulis yang disusun tim disebutkan secara rinci dari mulai latar belakang, kandungan pegagan, cara pembuatan hingga harga produk sediaan farmasi yang diberi nama Cenasia tersebut.
ARSIP PRIBADI
Dari kiri ke kanan, dosen Farmasi Universitas Pelita Harapan, Apt Ernestine Arianditha Pranasti, SFarm; mahasiswa Farmasi UPH Jessica Laurencia, Jocellyne Nibenia Telaumbanua, Imelda Angie Jesica; dan dosen Farmasi UPH, Apt Nurista Dida Ayuningtyas SFarm, MSc berpose merayakan kemenangan mereka di Pharmanova 2023.
Nurista Dida menambahkan, karya tulis yang dihasilkan oleh tim bisa dilanjutkan dengan penelitian dan uji klinis sehingga obat herbal Cenasia bisa diproduksi. Namun, untuk menjadi sebuah produk diperlukan waktu selama sepuluh tahun untuk serangkaian proses obat herbal terstandar.
”Mereka jadi bagian research and development bagian farmasi yang membuat konsep obat herbal. Kompetisi di kategori PICS itu memang bertujuan menciptakan daya pikir mahasiswa mengenai konsep-konsep teoretis yang bisa dilanjutkan menjadi produk,” kata Dida.
Membagi waktu
Bagi mahasiswa farmasi, mengikuti sebuah kompetisi dibutuhkan komitmen yang tinggi. Mereka harus bisa membagi waktu antara kegiatan perkuliahan dan kegiatan lainnya.
Jessica mengatakan, mereka memiliki waktu persiapan yang sempit. Dari mulai pendaftaran lomba, mengetahui soal studi kasus hingga menyelesaikan karya tulis dikerjakan dalam waktu tiga minggu. ”Kami mengerjakan di sela-sela kesibukan kuliah, praktikum, dan bikin laporan praktikum. Pas bikin proposalnya, sampai udah pengin nyerah, masih kurang banyak bahan. Setiap malam kami diskusi, sampai gangguin dosen pembimbing malam-malam,” kata Jessica.
Pengalaman pertama mengikuti kompetisi tingkat nasional juga membekas di hati mereka. Jocellyne menjadi lebih percaya diri dengan raihan prestasi bersama teman-temannya. ”Awalnya, kami sempat minder dengan saingan dari kampus-kampus terkenal. Lalu, harus presentasi di depan empat juri, dapat urutan pertama pula. Tapi, kami yakin pasti, kami harus bertanggung jawab apa yang sudah dikerjakan. Percaya diri nomor satu,” kata Jocellyne.
Begitu pula dengan Imelda yang memetik pelajaran dari kekompakan tim bekerja sama meraih kesuksesan. ”Kami bertiga harus mengecilkan ego masing-masing, terutama saat berdiskusi. Berdebat itu biasa, tetapi enggak sampai emosi. Padahal, kami enggak terlalu akrab, ya, karena mau ikut lomba aja jadi lebih sering bertemu dan berdiskusi,” ujar Imelda.
ARSIP PRIBADI
Jessica Laurencia, Jocellyne Nibenia Telaumbanua dan Imelda Angie Jesica berpose di depan Kampus Universitas Pelita Harapan. Mereka meraih juara dalam ajang Pharmanova 2023 di ITB, Bandung.
Jessica Laurencia
Lahir: Bogor, Juli 2002
Pendidikan:
- SMP Budi Mulia Bogor (lulus 2017) - SMA Plus BPK Penabur Sentul Bogor (2020)
- Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pelita Harapan (2021-sekarang)
Pengalaman organisasi:
- Himpunan Mahasiswa Program Studi Farmasi UPH
Jocellyne Nibenia Juniarta Telaumbanua
Lahir: Bandung, Juni 2003
Pendidikan:
- SMP Swasta Lentera Harapan Nias (lulus 2018)
- SMA Swasta Lentera Harapan Nias (lulus 2021)
- Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pelita Harapan (2021-sekarang)
Pengalaman organisasi:
- Himpunan Mahasiswa Program Studi Farmasi UPH
- Onogauko UPH
Imelda Angie Jesica
Lahir: Tangerang, Juni 2003
Pendidikan:
- SMP Negeri 13 Kota Tangerang (lulus 2018)
- SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang (lulus 2021)
- Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pelita Harapan (2021-sekarang)