Kompas Muda merayakan ulang tahun yang ke-16 di Jakarta, Sabtu (4/2/2023), dengan tema ”Gelora Muda Menjelajahi Dunia”. Dalam acara ini, anak muda membahas kebingungan berkarier sesuai minat atau tidak.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Anak muda yang baru terjun ke dunia karier terkadang menghadapi dilema. Mereka harus memilih antara pekerjaan sesuai minat atau secara realistis dari segi ekonomi. Padahal, memulai saja dulu lebih penting karena perjalanan karier terus bertumbuh.
Curahan hati tentang kebingungan minat pekerjaan muncul dari beberapa orang Sobat Muda dalam acara ”Gelora Muda Menjelajahi Dunia” yang diselenggarakan Kompas Muda, Sabtu (4/2/2023). Acara yang berlangsung di ruang kelas Kompas Institute, Palmerah Selatan, Jakarta, ini dalam rangka ulang tahun ke-16 Kompas Muda.
Berdiri sejak 12 Januari 2007, Kompas Muda merayakan ulang tahun ke-16 secara hibrida yang diramaikan dengan tagar #Muda16thAnn. Kemeriahan ulang tahun dihadiri oleh magangers dari Batch 1 hingga Batch 12, volunter dan pengikut media sosial Kompas Muda.
Asti Candramaya, Konsultan Senior Imogen Public Relations, dan Dinda Richfiela, HR & Learning Development Manager Harian Kompas (Kompas.id), menjadi pembicara dalam sesi itu. Mereka adalah dua contoh yang bertolak belakang terkait pekerja menimbang minat (passion) dalam pekerjaan.
Asti memutuskan untuk mengikuti minatnya dalam bidang pentas seni sebagai pekerjaan sampingan. Minatnya itu diwujudkan sebagai kreator konten yang berbicara tentang kehidupan korporat. Di Tiktok, dia memiliki 113.500 pengikut.
”Preferensi pribadi aku adalah bekerja tidak harus sesuai minat, yang penting aku mengerjakan pekerjaanku dengan passionately. Karena bekerja itu akan ada satu titik di mana kamu akan lelah dan burnout. Jadi, aku enggak mau mengorbankan passion yang membuat aku benci sama passion itu,” tutur Asti.
Asti juga menceritakan, awalnya dirinya ingin berakting sehingga ikut kegiatan ekstrakurikuler kesenian. ”Faktor eksternal juga bisa memengaruhi kita. Kata kakakku dan teman-teman, aku cocok di bidang komunikasi. Lalu, aku kuliah di jurusan public relations dan ternyata menyenangkan,” lanjutnya kata Asti.
Adapun Dinda yang kuliah dan sempat bekerja di bidang hukum memilih pindah ke bidang pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan minatnya.
”Karier itu dua hal utama adalah soal transaksi dan aktualisasi. Terserah kita mau mengutamakan yang mana. Kalau transaksi, pasti ada bayaran. Kalau aktualisasi yang dipilih, tumbuhkan saja nilainya dan terus berproses karena nanti nilai atau transaksi itu akan mengikuti dengan sendirinya,” ucap Dinda.
Tak mulus
Karier pekerja muda yang telah bekerja sesuai minat atau renjana pun ternyata tak selalu mulus. Mereka juga menghadapi tantangan seperti yang dirasakan para pekerja umumnya. Salsabila Prameswari (23), salah satu peserta, mengatakan sempat merasakan keraguan atas bidang pekerjaan apa yang harus dipilih. Meskipun berlatar belakang hukum, dia sekarang bekerja di bidang operation and human capital.
”Saat meniti karier sesuai minat, tapi di tengah jalan muncul pertanyaan, apakah ini benar minat atau karena lingkungan, melihat teman lebih baik, terus bertanya, aku kayak begini saja?” ujar Salsabila.
Sementara itu, Hana Salsabilla (21), magangers Kompas Batch XI, sekarang bekerja di bidang keuangan yang telah diimpikan sejak SMA. ”Di tahun ketiga bekerja ini, belakangan aku muak banget sama pekerjaan. Padahal, awalnya aku suka banget, bahkan tetap lembur walaupun enggak ditawari,” ucap Hana.
Asti mengatakan, sebelum mengambil keputusan, ada baiknya melihat terlebih dahulu apakah penyebab perasaan negatif itu muncul dari lingkungan atau individu. ”Saat burnout, selalu ingat kenapa kamu mulai, coba refreshing, beristirahat, berlibur, dan mencari kegiatan lain. Sebab, saat lulus kuliah itu kita secara teknis berhenti mencoba hal baru,” ucapnya.
Kemeriahan perayaan
Setiap tahun, Kompas Muda menyelenggarakan program magangers bagi siswa SMA dan mahasiswa. Mereka belajar jurnalistik untuk bidang reporter, fotografer, desain grafis, dan videografer. Program magangers sudah meluluskan 500 anak muda yang kemudian bergabung dalam Kompas Muda. Selain itu, ada juga program volunter untuk beberapa event.
Setelah dua tahun perayaan ulang tahun berlangsung secara daring, tahun ini anggota komunitas Kompas Muda bisa bergembira bersama. Mereka saling melepas kangen. Acara pun disiapkan magangers sejak sebulan lalu.
Selain mengikuti bincang-bincang, mereka juga mengikuti keseruan permainan berkelompok. Acara semakin meriah saat berkaraoke bersama dengan Karaokean.id. Para magangers berjoget bersama penyanyi Lani dan DJ Zaki.
”Semoga Kompas Muda selalu menjadi wadah kreatif anak-anak muda di mana pun," kata magangers Kompas Muda Batch XI, Anggita Raisa.