Bagi Wira Laga Bachtiar (29), barang-barang lama berpotensi dijadikan barang mode keren dan terkesan baru. Selain ”artsy”, barang hasil ”upcycle” juga bisa mencegah timbulan sampah baru.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
Di Tangan Wira Laga Bachtiar (29), bola basket bisa menjadi tas tangan, kemasan es krim jadi tas, dan baju bekas jadi bucket hat. Dengan sedikit imajinasi, waktu, dan keterampilan menjahit, ia menyambung ”nyawa” barang-barang lama dan mencegahnya menjadi sampah.
Jika ada waktu, silakan berkunjung ke akun @wiralagabae di Tiktok dan Instagram. Akun media sosial itu adalah tempat Wira tumbuh dari seorang pegawai busana ritel menjadi kreator konten digital. Selama dua tahun terakhir, ia rajin mengunggah konten tentang daur ulang barang lama menjadi berbagai barang mode (fashion item). Kontennya menarik perhatian warganet. Akun media sosial Wira kini diikuti ratusan ribu akun.
Sebelum menjadi kreator konten, Wira bekerja di salah satu jaringan busana ritel besar. Sebagian besar waktunya habis untuk bekerja. Saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020, Wira jadi punya banyak waktu luang karena ia diminta bekerja dari rumah. Waktunya lantas diisi untuk belajar menjahit dari nol. Kebetulan keluarganya adalah penjahit.
Wira mengatakan, pengalaman hidup membuat dia sempat benci menjahit. Ia lahir di keluarga penjahit. Kondisi keuangan keluarganya tak baik karena pendapatan penjahit tidak menentu.
”Saya dulu berpikir, pokoknya begitu lulus SMA, saya tidak mau jadi penjahit. Mau kerja di kantor saja. Walau gaji UMR (upah minimum Regional), alhamdulillah,” kata Wira saat diwawancara secara daring, Jumat (5/8/2022).
Keinginannya terwujud ketika ia diterima sebagai karyawan busana ritel. Di tempat kerjanya ada banyak baju yang dihargai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ini membuatnya kaget karena ia yakin keluarganya bisa membuat baju serupa. Hal ini semakin mendorong Wira untuk belajar menjahit.
Mulanya Wira membuat tas sederhana untuk digunakan sendiri. Tak disangka, tas tersebut dilirik teman-teman sekantor. Kata mereka, tas Wira bagus dan unik. Wira pun terpacu untuk menjahit lebih banyak barang.
Kali ini, ia menyasar barang-barang lama untuk dijahit menjadi barang baru (upcycle). Ia terinspirasi dari sejumlah orang di media sosial yang sering mengunggah konten serupa, sebut saja desainer asal Indonesia, Diana Rikasari. Wira pun mulai menjahit. Kegiatannya direkam dan diunggah ke media sosial.
Salah satu konten berkisah tentang proses upcycle kemeja putih merek highend, Balenciaga, menjadi bucket hat. Kemeja itu didapat dengan harga murah dari thrifting. Kemeja lantas dipotong-potong sesuai pola, ditempel, dijahit, dan dilukis dengan cat. Label baju tak lupa disertakan pada muka topi. Konten ini telah ditonton 1,3 juta kali.
Ada lagi konten upcycle bekas kemasan es krim menjadi tas alias tote bag. Bagian dalam kemasan es krim yang berwarna emas ditempel-tempel menjadi satu, ditambah komponen pelengkap tas, dijahit, dan jadilah tote bag berwarna emas. Wira mencontoh tote bag dari rumah mode Dior saat membuat tas ini.
Wira sebetulnya sering mencontoh produk-produk dari merek ternama saat melakukan upcycle, sebut saja Louis Vuitton, Dior, Balenciaga, dan Gucci. ”Kebanyakan anak muda tahu barang-barang branded dari media sosial. Kalau saya upcycle dengan model barang branded, apa yang mau saya sampaikan jadi mudah ’masuk’ ke anak muda karena relatable dengan (minat) mereka,” katanya.
Kontennya berbuah manis. Beberapa pengikut terinspirasi dan belajar upcycling, bahkan ada pengikut yang menghubungi Wira langsung untuk bertanya soal bahan-bahan yang diperlukan. Wira dengan senang hati menjawab.
Kreativitas Wira juga mengantarnya untuk bekerja sama dengan sejumlah pihak. Saat ini, ia tengah menyiapkan merchandise hasil kerja sama dengan salah satu produk mi instan. Pada 20 Agustus 2022 nanti, Wira tampil sebagai pemateri Kompas Fest. Ia akan mengadakan lokakarya untuk mengubah benda lama menjadi baru.
Wira berharap agar kontennya bisa menggelitik audiens untuk melihat kondisi sekitar. Barang lama agar tidak langsung dibuang, tetapi dilihat dulu potensinya, lantas dibayangkan bisa diubah menjadi apa. Mengubahnya pun bisa dilakukan dengan sederhana, tergantung kemampuan si empunya barang.
Apabila ada kemauan lebih, pemilik barang lama bisa mencari informasi di internet. Ada banyak sekali konten dan tutorial upcycling di sana. Pemilik barang lama hanya perlu berimajinasi dan meluangkan waktu untuk belajar mengubah barang lama menjadi baru.
”Baju lama paling banter jadi keset atau dikasih ke orang lain. Kenapa tidak diubah jadi barang baru? Dengan begini, kita bisa memperpanjang usia barang agar tidak langsung menjadi sampah,” katanya.
Wira Laga Bachtiar
Lahir: Sidoarjo, Mei 1993
Pendidikan: Jurusan Bahasa SMA Al-Islam Krian, Sidoarjo