Yoga Putra Aliyani, Catatan Si Peneliti Biodiversitas
Yoga Putra Aliyani adalah anak muda yang peduli dengan biodiversitas. Lewat berbagai penelitian dan karya tulis, Yoga melestarikan pengetahuan tentang burung, herpetofauna, dan biota laut.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Dunia biodiversitas adalah dunia yang Yoga Putra Aliyani (23) sukai. Pemuda asal Yogyakarta ini gemar meneliti alam, khususnya burung, hewan melata atau herpetofauna, dan biota laut. Berbagai hasil penelitian itu lestari dalam deretan karya ilmiah Yoga yang dipublikasikan di jurnal dalam dan luar negeri.
Banyak menonton acara dokumenter di televisi sejak kecil memantik rasa penasaran Yoga soal alam. Bagi dia, hewan dan tumbuhan sangat seru untuk diperhatikan. Yoga jadi tertarik untuk mendaftar kuliah ke Program Studi Biologi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 2017.
”Di sana aku semakin tertarik dengan dunia alam dan suka mendalami alam kayak gimana. Jadi, aku coba-coba ikut penelitian dan publikasi,” kata Yoga dalam wawancara virtual dari Klaten, Jawa Tengah, Rabu (37/7/2022).
Terjunnya Yoga ke dunia penelitian bermula saat dirinya bergabung ke Kelompok Pengamat Burung Bionic UNY. Sebenarnya nama komunitas yang asing inilah yang membuat Yoga bergabung. Ternyata kegiatan di komunitas ini menarik. Mereka melakukan pengamatan, belajar mengenai habitat burung, dan upaya konservasi. Muncul ide di benak Yoga untuk membuat tulisan ilmiah atas kegiatan tersebut.
Ia lalu mengajukan dana hibah penelitian yang disetujui kampus. Pada 2018, Yoga mempresentasikan hasil penelitian tentang komunitas burung di daerah aliran sungai (DAS) Waduk Sermo dalam sebuah seminar nasional di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Sebagai salah satu peserta termuda, dirinya mendapat banyak masukan dari para ahli yang mengikuti acara itu. Dunia penelitian kian menarik.
freshwater bird
Bioma: Jurnal Biologi Makassar
Seiring waktu, minat obyek penelitian Yoga ikut berkembang. Ia tertarik meneliti herpetofauna, seperti reptil dan amfibi. Yoga ikut terpikat pada biologi laut setelah terlibat dalam sebuah penelitian. Padahal, dulu nilainya jelek soal topik ini. Minat baru ini memberinya pengalaman seru yang berbuah manis.
Pada Maret tahun lalu, Yoga mempresentasikan hasil penelitian soal komunitas invertebrata di Pantai Nglambor pada konferensi internasional, yaitu International Conference of Advanced Veterinary Science and Technologies for Sustainable Development (ICAVESS) 2021. Acara ini digelar Universitas Gadjah Mada bersama Asian Association of Veterinary Schools.
Terjunnya Yoga ke dunia penelitian bermula saat dirinya bergabung ke Kelompok Pengamat Burung Bionic UNY.
Tak berhenti dalam konferensi itu, dua penelitian Yoga dan rekan-rekannya terkait biologi laut terbit juga dalam jurnal BIO Web of Conferences yang dirilis EDP Sciences tahun lalu. Dua penelitian itu berjudul Diversity and Distribution of Molluscs in the Intertidal Zone of Nglambor Beach, Gunung Kidul, Yogyakarta dan Invertebrate Community Similarity in the Nglambor Intertidal Zone, Indonesia.
”Menulis karya ilmiah itu berarti meninggalkan catatan peradaban yang berguna bagi pengetahuan dan masyarakat di masa depan. Yang kedua, karya ilmiah berguna sebagai dasar dalam menentukan kebijakan,” kata anak semata wayang ini.
Komunitas herpetofauna
Minat pada herpetofauna membuat Yoga dan enam teman satu angkatan sepakat membentuk Kelompok Pengamat Herpetofauna UNY (UNYPET). Tidak ada tanggal resmi berdiri, Yoga pun lupa-lupa ingat kapan tepatnya komunitas ini berdiri, antara tahun 2018 dan 2019. Komunitas ini kini beranggotakan 30-an orang.
”Burung dan herpetofauna itu dua hal yang enggak bisa dilepaskan karena memiliki kekerabatan secara genetik walaupun secara bentuk beda jauh. Komunitas ini kami buat karena rasa prihatin masyarakat awam masih melihat ular, biawak, kura-kura, atau penyu untuk ditangkap dan dijual saja,” kata Yoga.
Lewat UNYPET, Yoga dan teman-teman kerap mengadakan diskusi terkait herpetofauna. Mereka juga kerap pergi ke hutan, sungai, dan permukiman di Yogyakarta untuk meneliti dan mendata herpetofauna yang ada. Lebih penting lagi, mereka mengedukasi masyarakat setempat berkenaan pentingnya hewan jenis ini dalam ekosistem lingkungan.
Misalnya, para anak muda ini memberi informasi apa yang harus dilakukan saat ular masuk ke rumah dan digigit ular. “Kita paling sering ikut bareng teman-teman yang lagi KKN untuk edukasi. Komunitas ini belum besar jadi kalau soal dana kita patungan, biasa buat transportasi aja,” kata alumnus UNY ini.
Yoga juga aktif dalam beberapa kegiatan pelestarian alam, seperti pernah menjadi sukarelawan di Wildlife Rescue Center Yogyakarta. Selain itu, dirinya juga pernah menulis buku bertajuk Sang Pemusnah: Sebuah Perjalanan Spesies Bijak dalam Menghilangkan Banyak Kehidupan pada 2020.
Dalam buku itu, Yoga menulis bahwa kepunahan organisme adalah suatu keniscayaan. Akan tetapi, berbagai kepunahan tidak alami terjadi paling cepat di era manusia berkuasa. Padahal, bumi membutuhkan waktu untuk mengisi kekosongan saat sebuah kepunahan organisme terjadi. Fenomena ini sudah terlihat dari munculnya berbagai macam wabah di sekitar, misalnya hama tikus terjadi karena hilangnya predator, seperti ular dan burung hantu, yang ditangkap manusia.
”Setiap spesies memiliki peran penting dalam ekosistem. Jika ada satu saja spesies hilang maka akan ada semacam kekosongan yang mengganggu, termasuk mengganggu manusia,” ujar Yoga.
Yoga Putra Aliyani
Lahir: Kulon Progo, Desember 1998
Pendidikan terakhir: S-1 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (2017-2021)
Pekerjaan: Karyawan swasta di Danone (2021-sekarang)
Pengalaman:
Pendiri Bersama Kelompok Pengamat Herpetofauna UNY (UNYPET)
Sukarelawan Pemantauan Perilis Elang, Wildlife Rescue Center Yogyakarta, 2019
Anggota Tim Pemantauan Elang Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, 2019
Anggota Biodiversity Warrior, Yayasan Kehati, 2019
Publikasi:
Diversity and Distribution of Molluscs in the Intertidal Zone of Nglambor Beach, Gunung Kidul, Yogyakarta, Jurnal Bio Web Of Conference, 2021
Invertebrate Community Similarity in the Nglambor Intertidal Zone, Indonesia, Jurnal Bio Web Of Conference, 2021
Buku Sang Pemusnah: Sebuah Perjalanan Spesies Bijak dalam Menghilangkan Banyak Kehidupan, 2020
Dampak Pembangunan Gedung Baru FMIPA UNY terhadap Perilaku Bersarang Burung Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Prosiding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan BIologi Universitas Negeri Yogyakarta, 2018
Komunitas Freshwater Bird dan Ancamannya di Daerah Aliran Sungai Waduk Sermo Kulon Progo, Prosiding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta, 2018
Komunitas Burung di Daerah Aliran Sungai Waduk Sermo Kulon Progo dan Status Konservasinya, Bioma: Jurnal Biologi Makassar, 2018