”Healing” atau pemulihan dari kejenuhan, stres, atau capek psikis sering dihubungkan dengan liburan ke luar kota. Apakah harus seperti itu? Ternyata tidak. ”Healing” bisa dilakukan dengan cara tak berbiaya.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO, DWI AS SETIANINGSIH
·6 menit baca
Healing atau pemulihan dari kejenuhan, stres, dan capek psikis sering dihubungkan dengan liburan ke luar kota. Apakah harus seperti itu? Ternyata tidak. Healing bisa dilakukan dengan cara yang tak mahal, namun tetap membuat otak kembali jernih dan segar.
Hari-hari ini istilah healing sedang populer. Healing, menurut psikolog klinis Dr Diah Karmiyati, pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, secara spesifik diartikan sebagai upaya penyembuhan dari stres atau depresi, bisa juga berarti refreshing. Cara healing bermacam-macam, sesuai kemampuan, kesukaan, dan kebutuhan pribadi masing-masing. Waktunya pun bebas, kapan pun bisa.Ternyata beberapa mahasiswa memahami healing dan cara melakukannya. Ambil contoh Okti Hajeng Kristiadi (19), mahasiswa Pogram Studi Bioteknologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang, yang memaknai healing sebagai istirahat atau mengambil waktu sejenak untuk menjauh dari kesibukan yang menimbulkan stres atau kesibukan yang dikerjakan terus-menerus sehingga membuat bosan atau lelah. Healing, menurut dia, adalah salah satu bentuk istirahat, rileks, dengan melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
”Kadang aku merasa butuh healing ketika pekerjaan udah selesai. Jadi, selama pekerjaan belum selesai, aku merasa enggak ada yang namanya healing-healing-an. Itu excuse-mu aja. Sekarang harus kerjain sampai selesai, baru abis itu healing,” tutur Hajeng pada Rabu (16/3/2022).
Selain kuliah dengan kesibukan praktikum laboratorium yang padat, Hajeng punya kesibukan lain, misalnya menjadi asisten laboratorium yang membantu adik kelas dalam perkuliahan.
”Ini cukup makan waktu karena Hajeng H-1 harus belajar, harus nyiapin mereka butuh apa, nyiapin tes mereka,” katanya.
Di luar itu, Hajeng juga aktif di beberapa organisasi, seperti Tanoto Scholars Association di kampusnya, Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal, dan organisasi keagamaan mahasiswa di Semarang. Dengan kesibukan itu, Hajeng sesekali perlu healing, setidaknya satu hari dalam sepekan. ”Pekerjaan dibereskan dulu, setelah itu mari ber-healing sebentar sebelum pekerjaan lain datang,” kata Hajeng, yang memilih akhir pekan untuk healing.
Di hari Minggu, Hajeng melakukan lebih banyak opsi untuk healing, tetapi umumnya lebih sering bersama keluarga, seperti ke mal atau makan bersama. ”Kadang juga sama teman, meskipun sebenarnya enggak di hari Minggu doang main sama temannya. Weekday, di sela mengerjakan tugas, terus harus ke kampus, ya main sama temen. Itu juga udah bisa jadi healing,” imbuhnya.
Ia tak perlu pergi jauh-jauh dari rumahnya di kawasan Semarang Atas untuk healing karena lingkungan rumah banyak pepohonan dan tanaman hijau yang membuatnya merasa selalu segar. Di depan rumahnya ada taman cukup luas. Bahkan, posisi meja belajar di kamarnya pun menghadap Gunung Ungaran. Saat tak ada awan, gunung terlihat jelas. ”Jadi, udah kayak healing tiap hari,” ujarnya.
Budget mahasiswaViko Achmad, mahasiswa semester VI Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, Jakarta, sama seperti anak-anak muda lainnya, saat tugas kuliah menumpuk, begitu pun tugas-tugas dari aktivitas magangnya di sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta, ia juga butuh healing. Sebagai penyuka aktivitas petualangan, healing Viko selalu berhubungan dengan alam.
”Healing itu kayak balas dendam gitu. Pas tugas kuliah selesai, semua-semua udah beres, kan, butuh refreshing. Terakhir ke Bandung bulan Februari akhir sama temen-temen, nge-camp di Bukit Moko, Bandung. Naik motor,” ujar Viko.
Dia juga pernah mendaki Gunung Gede bersama temannya. Naik motor menuju lokasi yang jauh, bagi Viko, termasuk healing. Meski melelahkan, baginya itu menyenangkan. ”Aku ngerasanya lega karena nikmatin perjalanan banget. Apalagi bareng temen-temen. Ketimbang naik mobil lewat tol cuma duduk doang. Lumayan juga capeknya, tapi seru banget,” kata Viko pada Jumat (18/3/2022).
Efeknya luar biasa. Setelah healing biasanya Viko menjadi lebih fresh, siap menghadapi tantangan dan tugas-tugas baru lagi. Meski begitu, healing tidak bisa sering dilakukan. Selain sedang dalam masa pandemi yang membuatnya harus berpikir dua kali untuk bepergian, menyatukan jadwal dengan teman-temannya juga tidak mudah. Begitu pun soal biaya yang harus dikeluarkan untuk bepergian. ”Maklum, budget mahasiswa. Dipikirin semuanya. Kemarin kebetulan ada jadwal kosong, Sabtu-Minggu libur, jadwal temen-temen juga pas, akhirnya pergi, healing itu,” katanya tertawa.
Jika situasi sedang tidak memungkinkan, namun butuh healing, ia memilih opsi lain, misalnya naik motor menikmati suasana malam Jakarta. ”Lihat city light aja, muter-muter Sudirman. Yang penting keluar, tapi tetap aman,” ujarnya.
Kadang Viko juga sekadar minum kopi di kafe atau nongkrong di bengkel memenuhi hobi otomotifnya. ”Jadi, healing-nya macem-macem, sih, tergantung situasinya. Kalau memungkinkan ya jauh, touring gitu. Kalau enggak memungkinkan, ya dalam kota aja,” katanya.
Cara healing lebih sederhana menjadi pilihan Angel Dineta Margaretta (21) yang kuliah di Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bagi dia, rasa penat dan jenuh setelah membaca buku-buku teks kedokteran yang tebal dan berbagai jurnal ilmiah cukup diatasi dengan bermain gitar sambil menyanyi di dalam kamar. ”Aku senang main gitar. Itu sudah jadi penyegaran buat aku,” ucap Angel pada Selasa (15/3/2022).
Tak hanya itu, bagi gadis asal Jakarta tersebut, berjalan kaki dari tempat kos untuk membuang sampah di tempat pembuangan sementara sejauh beberapa puluh meter pun menjadi sarana refreshing. Sebenarnya, kawan-kawan satu kos yang sejak awal tahun 2022 sudah mulai kembali ke kos sering mengajak Angel berjalan-jalan. Mereka sering makan sate di Bukit Tangkiling, Palangkaraya, dan ke kafe. ”Saya kurang tertarik ikut makan sate dan ke kafe. Lebih baik main gitar atau tidur, he-he-he,” ujar Angel yang mulai menyusun skripsinya itu.
Sebagai mahasiswa kedokteran, beban tugas dan harus membaca diktat begitu banyak tak membuat Angel sangat lelah secara psikis. Namun, pada Desember 2021 lalu, ia pernah sangat kelelahan karena harus ikut ujian dan mengurus penyelenggaraan acara organisasi yang ia ikuti. Dua jadwal itu berimpit sehingga membuat anak kedua dari tiga bersaudara itu kesulitan membagi waktu. Itu pertama kali Angel mengeluh mengalami stres. Bukan memutuskan istirahat, ia malah berusaha keras segera menyelesaikan dua beban itu.
”Aku tak mau istirahat di tengah dua tugas yang harus kukerjakan. Justru aku harus bisa menyelesaikannya dengan baik, setelah itu baru bisa jalan-jalan naik mobil keliling kota dengan keluarga,” kata Angel menceritakan pengalamannya saat ia sedang pulang ke Jakarta.
Jangan menunda Meski anak muda memahami makna healing dan cara melakukannya, Diah Karmiyati membagikan cara murah meriah melakukan healing, yakni dengan berbicara kepada diri sendiri. Pada saat kondisi mental sedang drop karena stres, ia menyarankan untuk menyemangati diri sendiri dengan berbicara hal positif. ”Ucapkan kata penuh optimisme kepada diri sendiri yang merupakan kebalikan dari apa yang dirasakan. Cara itu bisa beberapa kali dilakukan dan efektif,” katanya pada Jumat (18/3/2022).
Cara healing lain, bisa berkebun, menyanyi, main musik, atau jalan ke sekeliling rumah saat rasa jenuh mulai melanda. Jika punya dana, boleh juga jalan-jalan ke luar kota, makan di restoran, atau mengobrol dengan kawan di kafe. Baca juga : ”Me Time” untuk Hidup Lebih Produktif
Ia mengingatkan agar tak menunda waktu untuk memulihkan diri jika merasa kondisi mental tidak sehat. Kondisi setiap orang tidak sama, bisa saja anak muda punya cukup pertahanan sehingga bisa mengatasi kondisi jenuh dan stres, namun ada orang yang tak bisa bergaul. Mau tak mau, anak muda seperti itu harus mau melakukan healing atau mendapat bantuan pihak lain. Mengatasi kejenuhan, kelelahan psikis, penting dan harus dilakukan demi menjaga mental tetap sehat.