Di ”Kompas”, saya belajar keberagaman. Kami yang datang dari latar belakang berbeda bisa saling belajar toleransi.
Oleh
Dwi As Setianingsih dan Susie Berindra
·5 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Perwakilan Magangers Batch XII bersama panitia yang terdiri dari perwakilan Magangers Batch XI dan karyawan Kompas berfoto bersama setelah acara Inaugurasi Magangers Kompas Muda Batch XII di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Tak terasa program Magangers Kompas Muda Batch XII telah selesai. Perjalanan selama satu bulan menyisakan banyak kenangan. Pertemuan secara virtual tak mengurangi keseruan pesta inaugurasi untuk menyambut anggota baru komunitas Kompas Muda.
Perpisahan itu datang juga setelah setiap minggu kami bertemu di ruang virtual. Inaugurasi Magangers Kompas Muda Batch XII yang menamakan diri Amuba (Anak Muda Buat Berita) berlangsung secara hibrida, Sabtu (11/12/2021). Kali ini, panitia mengusung tema ”Utsawa Veda” yang berarti ’pesta besar para bijaksana’, diambil dari bahasa Sanskerta.
Wah, pestanya seru enggak, ya? Pasti seru dong, apalagi sebagian Magangers Batch XI dan XII bisa bertemu langsung di ruangan Kompas Institute, Palmerah Selatan, Jakarta. Meski yang datang hanya sebagian dan baru pertama kali bertemu, mereka bisa langsung akrab untuk menyukseskan acara.
”Utsawa Veda” dipilih sebagai tema inaugurasi tahun ini agar inaugurasi bisa menjadi sarana bagi magangers untuk saling berjumpa layaknya dalam sebuah pesta. Tambahan kata Veda, dalam bahasa Sanskerta berarti ’bijaksana’, merupakan apresiasi bagi magangers yang telah meneguhkan hati untuk mengikuti masa magang hingga akhir. Dalam situasi pandemi yang berat, butuh kebijaksanaan ekstra untuk bertahan melewati segala hal.
Sejak pukul 14.00, Magangers Batch XII dari sejumlah kota di Tanah Air telah bergabung secara daring melalui Zoom. Dari balik layar, wajah-wajah semringah mereka terlihat memancar dengan tampilan virtual background bernuansa pesta bercorak keragaman Indonesia. Virtual background dan topeng merupakan pengganti dress code yang biasa diterapkan saat inaugurasi luring.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Suasana di balik layar saat acara Inaugurasi Magangers Kompas Muda Batch XII yang digelar secara hibrida di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, inaugurasi menjadi pesta puncak bagi magangers setelah masa magang mengikuti pelatihan jurnalistik di Kompas Muda. Tahun ini, Magangers Kompas Muda yang berkolaborasi bersama Tanoto Foundation berlangsung selama empat pekan. Hampir sama dengan magangers sebelumnya, 40 peserta membuat dua karya jurnalistik. Tahun ini, ada empat bidang yang diisi magangers, yaitu reporter, fotografer, videografer, dan desainer grafis. Meski setiap anggota tim berbeda-beda kota, mereka berhasil menyelesaikan karya bersama.
Pengalaman tak terlupakan disampaikan mahasiswi Universitas Sumatera Utara, Lidwina Afriani Sianturi. ”Awalnya, ragu-ragu bisa enggak ya magang secara daring, bakal bagus enggak ya, asyik enggak ya. Setelah menjalani, wah seru banget, banyak dapat pengalaman baru, wawasan jurnalistik juga bertambah,” kata Lidwina.
Saat inaugurasi, biasanya menjadi ajang pertemuan magangers lintas angkatan. Tak hanya mempertemukan Magangers Batch XII, inaugurasi juga mempertemukan magangers angkatan lain, termasuk keluarga besar komunitas Kompas Muda yang turut serta memeriahkan pesta puncak melalui kanal Youtube Harian Kompas.
Maklum, inaugurasi juga biasa menjadi wadah untuk reuni bagi magangers sebelumnya. Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Tri Agung Kristanto berpesan agar magangers menjaga kolaborasi antarangkatan untuk bersama-sama menghasilkan karya terbaik.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pengalungan ID Card dan penyerahan sertifikat kepada perwakilan Magangers Batch XII dalam acara Inaugurasi Magangers Kompas Muda Batch XII yang berlangsung secara hibrida di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta (9/12/2021).
Selain reuni, inaugurasi juga menjadi sarana mereka untuk mengenal satu sama lain antarangkatan dan bertukar pengalaman. ”Memutuskan untuk menjadi bagian dari Magangers Kompas Muda adalah salah satu pilihan terbaik yang pernah aku ambil,” kata Gracello Yeshua Davny, Magangers Batch IX yang hadir sebagai pengisi segmen chit-chat.
Pengalaman berharga pun didapatkan Satrio Alif Febriyanto, mahasiswa Universitas Indonesia yang menjadi magangers tahun 2018. ”Di Kompas, saya belajar keberagaman. Kami yang datang dari latar belakang berbeda bisa saling belajar toleransi. Ingat sekali, waktu ngobrol dengan Gracello, kami bisa jadi berbeda pandangan, tetapi kami bisa saling melengkapi,” kata Satrio.
Duo pembawa acara, Aghniya Fitri Kamila dan Rhaihan Ari yang merupakan Magangers Batch XI, mengawal jalannya acara inaugurasi dengan santai dan asyik. Celetukan mereka berhasil menambah keseruan acara. Meski terhalang jarak, tak menghambat obrolan selalu hangat.
Inspirasi
Acara makin meriah dengan kehadiran Brigita Meliala atau Idgitaf. Gita, sapaannya, adalah penyanyi muda yang tengah naik daun. Salah satu lagunya yang populer adalah ”Takut”.
Senada dengan judul lagunya, Idgitaf hadir untuk mewakili perasaan anak muda yang kerap mengalami rasa takut menghadapi berbagai hal, termasuk masa depan. Obrolan tentang takut dan kreativitas menjadi pembahasan hangat oleh Idgitaf bersama Sobat Muda.
Idgitaf mengajak generasi muda untuk terus berkarya dengan jujur. ”Yuk semangat, kita sama-sama berjuang. Ini bukan kompetisi, kalau kecapekan, ya, silakan yang lain duluan,” kata Idgitaf.
Dalam kesempatan itu, dia membawakan dua lagu miliknya, ”Takut” dan ”Hal Indah Butuh Waktu untuk Datang”. Idgitaf mengisahkan tentang lagunya. ”Lagu takut berdasarkan cerita asli, kehidupan sendiri. Aku ngrasain takut yang bener-bener. Usiaku 20 tahun, aku mau apa nih. Dan, ternyata banyak yang mengalami hal yang sama. Lalu, aku belajar cara mengatasi ketakutan itu, jadi serba hati-hati,” katanya.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Penampilan bintang tamu Idgitaf di acara Inaugurasi Magangers Kompas Muda batch XII di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Meski hanya bertemu sebentar di ruang virtual, Idgitaf menginspirasi para peserta acara. Salah satunya, Anggita Raissa Amini, mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. ”Aku jadi paham bagaimana menerima rasa takut dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan ke depannya,” kata Anggita yang juga Magangers Batch XI.
Di puncak acara, Amuba mendapat pengalungan tanda pengenal dan penyerahan sertifikat magang dari Kepala Desk Budaya Kompas Budi Suwarna kepada tiga perwakilan magangers yang hadir di tempat acara. Mereka adalah Antonius Alvin Sudirdja, Uly Andriyani, dan Nanda Fajrus Zain. Pengalungan ini merupakan simbolisasi untuk resmi diterima menjadi bagian keluarga besar harian Kompas.
Biar lebih afdal, kami berfoto bersama. Untuk Magangers Batch XII yang berada di rumah berfoto sembari menunjukkan tanda pengenal dan sertifikat magang. Meski berbeda cara, suasana kekeluargaan inaugurasi Kompas Muda tak berubah. Penghargaan juga diberikan kepada tim dengan karya terbaik. Kelompok 5KM, sebagai pencetus Amuba, menyapu penghargaan untuk nama dan desain angkatan terbaik. Adapun untuk kategori cerita Magangers diraih kelompok Sawarna.
Untuk karya terbaik dimenangi oleh kelompok Simba yang mengusung tema liputan pengelolaan sampah plastik. Lalu, disusul oleh kelompok Estuari yang memilih tema serba-serbi teh dan kelompok Pancarona dengan tema street food ala Korea. Sementara dress code inaugurasi terbaik dimenangi kelompok Atlas.
Setelah pesta usai, Kompas Muda tetap menyemangati magangers untuk terus berkarya. Selamat bergabung dalam keluarga besar harian Kompas, Amuba!
(Liputan hasil kolaborasi dengan Chrispinus Bimo Pinandhito, Magangers Kompas Muda Batch XI)