Banyak jajanan ala Korea yang diminati anak muda. Selain cita rasa yang sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, menyantap jajanan Korea juga membuat sensasi yang berbeda.
Oleh
MAGANGERS KOMPAS MUDA
·5 menit baca
ULY ADRIYANI
Staf dapur memasak hidangan tteokbokki dan odeng di dapur produksi K-Bunsik di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (24/11/2021).
Street food adalah makanan yang dijual di pinggir jalan dan siap untuk dinikmati. Biasanya, jajanan jalanan ini merupakan makanan khas dari suatu negara. Salah satu negara yang terkenal akan street food adalah Korea. ”Negeri ginseng” ini berhasil menarik perhatian seluruh dunia, terutama generasi muda, untuk menikmati kulinernya melalui drama. Anak muda dapat dibilang sebagai konsumen utama Korean street food.
Kegemaran anak muda terhadap drama Korea dan K-pop ternyata mendorong mereka ingin mencicipi jajanan khas negara itu. Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Gabriela Intan Karveni (18) merupakan salah satu penggemar jajanan ala Korea. Dia penasaran dengan cita rasa kuliner yang sering ditampilkan di drama. Beberapa di antaranya adalah tteokbokki dan odeng. Berawal dari ingin mencoba, Gabriela justru merasa cocok dengan jajanan Korea.
Tidak hanya Gabriela, demam hallyu atau budaya populer Korea juga dialami Melinda Rantini (21), mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta. Bagi Melinda, segala hal tentang Korea, termasuk makanannya, merupakan pelepas penat. Biasanya jajanan ini menjadi temannya ketika menonton drama Korea. Dalam sebulan, ia dapat membeli 4-5 kali jajanan.
Kuliner khas Korea memiliki rasa yang unik dan berani dalam memadukan rasa gurih, asam, pedas, dan manis. Rasa inilah yang menurut Nurul Fathia (20), mahasiswi Universitas Indonesia, sebagai nilai plus dari jajanan Korea. ”Sebagai pencinta pedas, makanan Korea sangat cocok di lidahku. Bumbu yang digunakan di masakan Korea cukup mirip dengan bumbu masakan di Indonesia,” kata Nurul.
Salah satu jajanan Korea yang cukup terkenal adalah tteokbokki. Cita rasa dari tteokbokki bisa dibilang lumayan cocok dengan selera orang Indonesia. Kenyalnya kue beras dibalut dengan saus gochujang yang memiliki rasa manis, pedas, dan gurih membuat siapa pun yang mencicipinya akan ketagihan. Apalagi jika dinikmati saat masih panas. Meskipun tidak ada unsur nasi atau mi di dalamnya, tteokbokki sudah cukup mengenyangkan karena tteok terbuat dari tepung beras.
ULY ADRIYANI
Varian rasa corn dog, yaitu fish cake and cheese, mozzarella, dan potato and cheese, dari K-Bunsik, Rabu (24/11/2021).
Selain tteokbokki, jajanan Korea lain yang cukup diminati adalah odeng atau kue ikan. Makanan ini bisa dinikmati dengan berbagai cara, misalnya dengan sup dan dimakan bersama tteokbokki. Odeng juga bisa dijadikan isian dari gimbap, nasi yang digulung dengan nori dan biasanya diisi dengan berbagai macam sayuran.
Peluang usaha
Ketertarikan anak muda terhadap budaya Korea menjadi peluang bisnis bagi beberapa pihak. Lisnawati (45), misalnya, bersama kerabatnya membangun bisnis jajanan Korea bernama Warung Ombay di Bogor, Jawa Barat. Menurut dia, banyak anak muda yang ingin mengetahui rasa dari jajanan Korea. Sayangnya, makanan Korea umumnya dijual di restoran yang notabene tidak ramah kantong.
Sama halnya dengan Lisna, cabang Kim’s Toppoki di Kota Bogor yang dikelola oleh Dona (20) juga menyasar anak muda. Kios bernuansa merah tersebut menyediakan meja memanjang dan kursi yang mampu menampung 8-10 pengunjung. Menjelang malam, kios tersebut biasanya penuh oleh mereka yang baru pulang kerja. Sembari menunggu, pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan makanannya. Dalam waktu lebih kurang lima menit, makanan pun siap disajikan dan pengunjung dapat menikmati jajanan Korea sembari memperhatikan hiruk-pikuk jalanan.
Untuk lebih menarik minat anak muda, Lisna menawarkan harga promosi di aplikasi pesan antar. Hal tersebut merupakan strategi pelaku usaha jajanan Korea untuk tetap bisa bertahan. ”Penjualan meningkat bila ada promo di aplikasi pesan antar makanan. Agar tetap meraih keuntungan, kami menyeimbangkannnya dengan penjualan secara langsung di kios dengan harga normal,” kata Lisna.
Selain memanfaatkan promo, ternyata ada juga kedai yang mengedepankan kualitas rasa jajanan Korea yang dijualnya. Kamsahaeyo, salah satu kedai jajanan Korea yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur, ini menggunakan bahan-bahan makanan asli dari Korea. Mulai dari tteok (kue beras) hingga gochujang (saus). Alasan Agnes (30) membuka usaha ini adalah menyukai makanan khas negeri ginseng tersebut. Ia pun ingin memperkenalkan rasa otentik Korea dari setiap makanan yang dijual di Kamsahaeyo.
ULY ADRIYANI
Gimbab atau kimbab adalah nasi yang digulung dengan rumput laut dengan isian sayuran dan dibaluri minyak serta biji wijen.
Dengan kisaran harga Rp18.000,00-Rp40.000,00, cita rasa asli Korea sangat terasa dalam setiap menunya. Namun, hal ini juga yang menjadi tantangan bagi Agnes dalam berjualan jajanan Korea. Bahan-bahan yang lumayan sulit didapatkan membuatnya harus selektif dalam memilih pemasok yang dapat dipercaya. Konsistensinya dalam mempertahankan kualitas terbayar dengan antusiasme anak muda menikmati makanan Korea di sini.
Dengan kualitas yang diberikan, Kamsahaeyo mampu memberikan harga yang lebih murah dibandingkan menu di restoran dan kios makanan Korea ternama. Harga yang lebih murah dari restoran ini pula yang menjadi salah satu alasan anak muda lebih memilih Korean street food.
Warung Ombay, misalnya. Dengan bermodalkan Rp 7.000, pembeli bisa mendapatkan semangkuk kecil tteokbokki. Tentunya harga ini sangat ramah bagi anak muda, terutama mereka yang masih berada di jenjang sekolah.
Dari segi rasa, Korean street food juga tidak kalah dengan restoran dan kios ternama. Tidak ada perbedaan rasa yang begitu signifikan di antara keduanya. Terkadang pula rasa dari Korean street food lebih cocok untuk para pembeli karena sudah disesuaikan dengan lidah lokal.
Sensasi menikmati makanan di pinggir jalan juga hal yang tidak bisa didapatkan ketika pergi ke restoran. Sembari makan, pengunjung dapat memandangi padatnya jalanan ditemani hangatnya tteokbokki bak scene dalam drama Korea.
Banyaknya anak muda yang menggemari kuliner khas Korea membuat bisnis Korean street food menjamur. Dengan membawa keunggulan harga yang murah, rasa yang enak, dan pengalaman makan ala Korea, Korean street food berhasil menarik hati anak muda.
Bagi anak muda, mengonsumsi jajanan khas Korea bukan saja untuk menanggulangi rasa lapar, melainkan juga memenuhi hasrat mereka terhadap budaya Korea.
Magangers Kompas Muda Batch XII
Anastasia Trifena Feodora, Universitas Kristen Petra, Surabaya
Muhammad Wiega Permana, Universitas Indonesia
Mitha Syafiiah Rayhani, Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta