Pekerja yang hendak berganti profesi mesti merefleksikan kembali kompetensi dasar dan keterampilan teknis yang telah dikuasai, mempelajari kecakapan-kecakapan yang bernilai saat ini, serta memiliki pola pikir berkembang.
Oleh
Elsa Emiria Leba/M Paschalia Judith J
·4 menit baca
Meskipun ada pengorbanan, berganti pekerjaan di tengah pandemi layak dicoba agar tetap relevan dengan kebutuhan saat ini. Pekerja muda yang ingin berbelok pada jalur kariernya perlu membekali diri dengan refleksi terhadap kapasitas dan keterampilan yang dimiliki serta pola pikir berkembang.
Menurut Recruitment & Employer Branding Management Senior Analyst Astra Emanuel Boniara Nedo, tak ada kata terlambat untuk beralih pekerjaan pada saat ini. ”Kebutuhan (terhadap kompetensi tenaga kerja sekarang) sebanyak itu. Dengan pengalaman yang sudah lama, misalnya lima tahun, seorang pekerja umumnya sudah memiliki kompetensi dasar dan keterampilan teknis yang spesifik,” katanya saat kelas Kompasfest berjudul ”Preparing Your Future Career” yang diadakan secara dalam jaringan, Sabtu (21/8/2021).
Oleh karena itu, lanjutnya, pekerja yang hendak berganti profesi mesti merefleksikan kembali kompetensi dasar dan keterampilan teknis yang telah dikuasai. Misalnya, seorang yang telah bekerja di bidang sumber daya manusia (SDM) ingin pindah ke pemasaran. Dia memang tidak punya kemampuan teknis pemasaran, tetapi menguasai keterampilan pendekatan antarpribadi. Kecakapan tersebut dapat berguna di pemasaran ketika bertemu beragam pihak yang memiliki pribadi berbeda-beda. Dalam menemukan kemampuan teknis yang dikuasai, pekerja juga dapat bertanya pada rekannya.
Dia juga menggarisbawahi, beralih pekerjaan menuntut pengorbanan berupa penyesuaian diri dan kemauan untuk kembali belajar dari nol. Dalam proses ini, mencoba dan gagal menjadi makanan sehari-hari.
Sementara itu, Co-founder Thirty Days of Lunch Podcast sekaligus kreator konten, Fellexandro Ruby, berpendapat, keterampilan belajar menjadi kecakapan yang bernilai sepanjang 2021. ”Keterampilan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam mempelajari hal baru, menyerap informasi, hingga mewujudkannya menjadi sebuah karya,” ujarnya dalam kelas Kompasfest berjudul ”You Do You: Designing Your Life”, Sabtu (21/8/2021).
Sebagai sarana untuk menilai kapasitas dalam keterampilan tersebut, lanjutnya, pekerja pertama-tama perlu mengecek relevansi kemampuan yang dimiliki dengan industri yang disukai. Apabila berencana untuk berpindah, pekerja mesti melihat kemampuan-kemampuan spesifik yang dibutuhkan saat ini hingga masa depan.
Selain itu, penting bagi seorang SDM untuk memiliki keterampilan yang dapat ditransfer ke beragam bidang profesi. ”Setelah itu, pekerja dapat memetakan celah antara kemampuan yang dimiliki saat ini dan target tujuan kita. Pemetaan itu mesti sespesifik mungkin. Contohnya, kemampuan komunikasi diperinci hingga keterampilan presentasi, berbicara di depan umum, atau menyelesaikan konflik. Kemudian, tutup celah tersebut dengan mengembangkan diri. Inilah upaya kita memantaskan diri untuk naik kelas,” katanya.
Mengevaluasi keterampilan
Bagi yang sudah bekerja, rencana karier bisa membantu pekerja fokus mengasah keterampilan krusial bagi profesi. Di sisi lain, pekerja juga bisa mengevaluasi kembali keterampilan, peminatan, dan tren industri yang mungkin telah berubah. Evaluasi ini bertujuan meninjau relevansi antar-aspek-aspek tersebut.
Samuel melanjutkan, ada beberapa keterampilan yang perlu dimiliki pekerja saat ini. Mereka perlu mengasah keterampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan manajemen diri karena banyak dicari di dunia kerja. Mereka juga harus memiliki pola pikir berkembang (growth mindset) ketimbang pola pikir tetap (fixed mindset) agar bisa menjadi lebih baik.
Menurut Samuel, setelah terjun di dunia kerja, bukan berarti tantangan selesai. Pekerja sebaiknya pandai mengelola ekspektasi dan memiliki tujuan bekerja. Hal ini penting agar mereka tidak mengalami demotivasi saat menghadapi tekanan, mengerjakan tugas yang tak disukai, atau melihat pencapaian rekan lain meskipun telah bekerja keras.
”Ketahui apa yang kamu mau, entah itu penghasilan, karier, atau keseimbangan antara kantor dan keluarga. Kita harus sadar apa yang kita mau bisa berbeda dengan orang lain,” kata Samuel.
Namun, ada kalanya rencana karier bisa berjalan tidak sesuai ekspektasi. ”Saat itu terjadi, kita tidak boleh menyalahkan siapa-siapa karena itu tanggung jawab kita. Terima dan hadapi dengan besar hati. Kita bisa mencari tahu apa yang harus dilakukan, mencari pekerjaan baru, dan berhemat. Focus and take action,” ujarnya.
Selama pandemi, Samuel mengingatkan, pekerja harus bersikap adaptif. Pekerja yang masih mengerjakan kewajibannya dengan baik, berhemat, dan mempersiapkan dana darurat. Sementara itu, pekerja yang ingin pindah kerja harus berhati-hati. Biasanya sulit untuk mencari pekerjaan selama situasi belum kondusif lantaran kesempatan untuk berjejaring masih terbatas.