Cinta untuk Anak Bulu di Masa Pandemi
Di masa pandemi, hewan peliharaan yang telantar karena pemiliknya terpapar Covid-19 diselamatkan oleh komunitas dan perorangan.
Amukan virus korona baru tak hanya memorakporandakan kehidupan manusia, tetapi juga membuat hewan peliharaan merana. Ketika pemilik kucing dan anjing terpapar Covid-19, kehidupan para anak bulu ikut terancam. Beruntung para penyayang hewan menyelamatkan mereka.
Masih lekat di ingatan Daud Hidayat (38) dari komunitas Animal Defenders Indonesia peristiwa pada 12 Juli 2021, saat ia hendak mengevakuasi anjing. Dua anjing kecil jenis pudel menyambutnya tanpa suara di pintu sebuah rumah di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten.
Tatkala ia masuk lebih dalam ke sebuah kamar, empat anjing jenis yang sama tengah terdiam di bawah tempat tidur. Di atas tempat tidur itu terbujur jasad tuannya yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Entah berapa lama empat pudel itu ada di sana.
Anjing-anjing itu tak bergerak ketika didekati, tetapi dalam diam mata mereka menatap Daud. ”Saya menangis melihat mereka. Hati saya ikut sedih melihat kesetiaan dan ikut merasakan kesedihan enam pudel itu,” ujar Daud. Suaranya masih terbata-bata saat menceriterakan kembali kejadian itu pada Jumat (16/7/2021).
Beruntung, waktu hendak mengevakuasi keenam pudel, ia menggunakan alat pelindung diri lengkap dari sepatu sampai kepala yang menjadi prosedur standar operasi di komunitasnya. Kostum itu membuat polisi dan warga lain yang ada di sana tak tahu bahwa air matanya berjatuhan saat ikut mengangkat jenazah menuju ambulans, lalu mengevakuasi enam pudel tersebut.
Kisah enam pudel itu hanya satu dari sekian cerita yang memperlihatkan kondisi anjing dan kucing yang ikut menderita tatkala tuannya tak berdaya. Istimewanya, sebagian besar dari hewan tersebut tak mau meninggalkan sang tuan yang memelihara mereka. Prihatin melihat kondisi hewan piaraan yang telantar di masa pandemi ini, beberapa komunitas dan perorangan menggagas gerakan penyelamatan kucing dan anjing yang tak terawat karena pemiliknya terpapar Covid-19.
Di Jakarta ada Animal Defenders Indonesia yang dipimpin Doni Herdaru Tona. Sementara di Bandung, Liling Sri Purwanti dari Bandung Dog Lovers dan Lea Chastity bahu-membahu menyelamatkan kucing dan anjing terdampak pandemi Covid-19. Baik Doni maupun Liling dan Lea mendapat bantuan dari beberapa pemilik klinik hewan yang bersedia memeriksa dan mengobati secara gratis jika hewan piaraan hasil evakuasi terluka. Selain itu, ada perorangan yang membantu memberi makan hewan piaraan tetangganya yang harus isolasi mandiri karena terpapar korona.
Serba terbatas
Doni sejak 2 Juli lalu membuat program AD-19 khusus untuk layanan mengasuh sementara kucing dan anjing milik warga terpapar Covid-19. Ia dan para sukarelawan seperti Daud menjemput, memeriksakan hewan ke klinik hewan, lalu merawat mereka secara gratis sampai pemiliknya sehat kembali. Tak hanya itu, AD-19 yang rajin mengevakuasi kucing dan anjing pada saat bencana banjir tersebut juga memberikan makanan kucing dan anjing secara gratis bagi pemilik hewan yang karena sakit tak bisa membelikan makanan bagi anak bulunya.
Akan tetapi, Animal Defenders Indonesia menetapkan sejumlah syarat bagi pihak yang minta bantuan. Doni hanya memberi bantuan kepada pemilik satwa yang sungguh-sungguh terpapar Covd-19 dan dalam kondisi tak mampu memelihara hewan peliharaannya. ”Ketika kami buka nomor hotline, ratusan permintaan evakuasi berdatangan, tapi setelah kami seleksi yang memenuhi syarat hanya beberapa saja,” ujar Doni.
Tujuan pembukaan layanan itu semata-mata karena Doni tak tega melihat penderitaan anjing dan kucing yang tak terpelihara dengan baik karena pemiliknya sakit berat. ”Kucing dan anjing juga makhluk hidup yang sering kali menjadi bagian dari keluarga kita. Kalau berbicara kemampuan, dana kami sebenarnya sangat terbatas. Sampai-sampai buat beli bahan bakar kendaraan saya sering harus beli ngeteng, Rp 100.000 dulu. Tempat penampungan juga terbatas, tapi enggak tega melihat hewan menderita,” kata Doni berterus terang.
Untuk mendukung dana operasional, ia berjualan lele bumbu kuning dan aneka cendera mata. Ada juga jasa grooming anjing yang sejak pandemi agak sepi. ”Untuk mendukung upaya kami menyelamatkan hewan, kami menerima sumbangan kandang bekas sebab perlu kandang untuk membawa kucing dan anjing dari rumah tuannya ke tempat penampungan kami,” ujarnya.
Membuang hewan
Di Bandung, Liling melihat, masa pandemi ini malah menjadi kesempatan bagi pemilik satwa anjing dan kucing membuang hewan peliharaan. Ia sering mendapat telepon dari warga yang mengabarkan ada kucing atau anjing dibuang di taman, di pasar, atau di pinggir jalan. Kadang-kadang kondisi hewan itu baik, tetapi tak terawat, tetapi ada jugayang sakit.
Ia dan Lea membawanya berobat lebih dulu sebelum menampungnya. ”Dana kami juga terbatas, sama dengan Doni. Tapi bersyukur, ada saja uang datang, he-he-he,” ujar Liling.
Bandung Dog Lovers sampai pertengahan Juli lalu sudah mengevakuasi beberapa kucing dan anjing. Sementara Animal Defenders Indonesia sudah mengevakusi puluhan kucing dan sekitar 10 anjing. Jika pemiliknya sembuh dari sakit, mereka akan mengembalikan hewan peliharaan kepada pemilik, tetapi jika pemiliknya meninggal, hewan itu akan tinggal di penampungan dulu.
Bantuan tak hanya datang dari anggota komunitas. Di Yogyakarta, seorang tukang sate Madura menyelamatkan hewan piaraan Michael Aryawan dan istrinya, Silvia Maya. Keduanya terpapar virus korona sehingga harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Walau jauh dari keluarga dan keluarga, dan orang lain, secara emosional mereka justru semakin dekat.
Keluarga, saudara, dan tetangga memberi perhatian, doa, dan aneka bantuan agar Michael dan Silvia bisa segera ”lulus” dari isoman. Bahkan, dua anjing milik keluarga Michael juga mendapat jatah bantuan makanan.
”Mungkin pemberi bantuan berpikir selama isoman saya akan kesulitan mencari pakan untuk anjing saya,” ujar Michael, Kamis (8/7/2021). Michael sekeluarga menjalani isolasi mandiri akhir Juni hingga pertengahan Juli lalu di rumahnya di Dusun Kandangsari, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta.
Ternyata, sang tetangga yang berjualan sate Madura menyisihkan tulang belulang ayam dan kambing untuk pakan dua anjing Michael. Secara berkala, tetangga yang baik hati itu mengirimkan pakan ke rumah Michael. Tulang belulang itu dikemas dalam plastik besar dan diletakkan di atas tembok pagar rumah Michael. ”Lumayan, saya tidak perlu pusing-pusing ngasih makan anjing, sudah ada yang ngirim,” ujarnya. Ia terharu dengan aneka bantuan yang ia terima, termasuk dari tetangga yang memperhatikan anjingnya. ”Bagaimana tidak terharu, nasib anjing saya pun ada yang memikirkan,” katanya.
Baca juga : Kucing Penyelamat Jiwa Mahasiswa
Tak hanya pemilik hewan yang bersukacita sebab ada orang menolong hewan peliharaannya, para penolong pun ikut senang jika para anak bulu yang mereka bantu bisa kembali sehat dan ceria. Doni di Instragram-nya selalu melaporkan kondisi kucing dan anjing pasca-evakuasi. Semuanya sehat.
Daud juga terharu saat memulangkan Roky, kucing jantan yang tertabrak sepeda motor saat pemiliknya sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Roky mengalami patah pada salah satu kaki belakang dan luka baret di tubuhnya ”Ya, senang, lega, dan terharu melihat Roky kembali ke pelukan ibu pemilik rumah yang anaknya memelihara kucing tersebut. Mata ibu itu berbinar-binar senang ketika memeluk Roky,” kata Daud pada Jumat (30/7/2021).
Sungguh tak sia-sia menyelamatkan kehidupan para anjing dan kucing yang menjadi penjaga hati pemiliknya.