Tetap Produktif di Kantor Asyik
Anak-anak muda bekerja di kantor dengan fasilitas keren yang mendongkrak produktivitas kerja mereka.
Bekerja di kantor keren dengan fasilitas superasyik tak lantas membuat produktivitas kerja terganggu. Sebaliknya, fasilitas kantor yang menarik akan mendongkrak produktivitas kerja karena bisa menjadi solusi menyegarkan saat jenuh dan stres melanda akibat beban dan tekanan pekerjaan.
Novia Saragih (26) adalah supervisor relationship manager (RM) di sebuah perusahaan tekfin yang berkantor di Sahid Sudirman Center, Jakarta Pusat. Sebagai perusahaan rintisan, kantor Novia sejak awal telah mengusung konsep ruang kerja bersama (co-working space) modern kendati masih terdapat ruangan-ruangan khusus untuk divisi tertentu, seperti keuangan atau teknologi dan informasi.
Sebagai bagian dari divisi pemasaran, Novia biasanya bekerja di ruangan besar terbuka tersebut, tetapi memiliki loker untuk menyimpan barang-barangnya. Ruangan ini terbuka seperti kafetaria yang dilengkapi dengan kursi, meja panjang, meja bulat, dan proyektor.
”Enaknya itu, suasana kantor jadi enggak serius banget, gitu. Kami jadi bisa lebih produktif karena kalau bosen kerja di satu tempat bisa pindah-pindah atau kalau ingin sendiri, ya, bisa cari tempat lain,” kata Novia, Rabu (26/5/2021), di Jakarta.
Menurut Novia, kantornya yang terletak di lantai 50 itu memiliki tiga ruangan favorit lain. Ruangan yang paling banyak dikunjungi adalah ruang televisi. Ruangan ini ditata seperti studio tertutup kecil sehingga karyawan bisa menonton Netflix dan Youtube, bergosip, bahkan beristirahat sejenak.
Selain itu, terdapat ”Rumah Hobbit” yang didesain seperti rumah kecil sebagai tempat makan alternatif karyawan. Ada juga ruangan training untuk pelatihan karyawan baru, tetapi ruangan ini bisa menjadi tempat nongkrong asyik karena memiliki pemandangan lanskap Ibu Kota.
”Kalau menurutku, sih, penting, ya, perusahaan punya kantor yang menarik karena karyawan bisa jadi lebih nyaman dan enggak monoton. Tetapi, memang kadang ada pengalaman konyol, misalnya, kadang kami rebutan ruangan dengan karyawan divisi lain yang mau pakai ruangan televisi. Lucu aja kalau diingat,” tutur Novia sambil tertawa.
Pengalaman serupa dialami oleh Muhammad Sabilal Rasyad (25) yang bekerja sebagai legal associate di CoHive, sebuah perusahaan penyedia ruang kerja bersama. Terletak di Gedung CoHive 101, Jakarta Selatan, Sabilal berkantor di lantai tiga yang menjadi kantor pusat internal CoHive.
Di lantai itu, terdapat common space untuk bekerja, bersantai, dan makan yang dilengkapi fun area. Fun area memiliki berbagai macam permainan, mulai dari meja pingpong, meja biliar, PlayStation, hingga permainan arkade. Selain itu, tempat ini juga memiliki kursi pijat, sofa, dan bean bag. Kantor Sabilal didesain penuh warna sehingga atmosfer kantor menjadi ceria.
”Kantornya banyak space, jadi bisa dibilang beda dari kantor biasanya dan mungkin lebih nyaman. Sebelum pandemi itu ramai banget, jadi suasananya bisa enggak berasa di kantor dan kalau jenuh ada banyak opsi bisa main, makan, dan istirahat,” kata Sabilal yang kadang bermain pingpong ini.
Sabilal mengatakan, beberapa lantai di gedung itu juga memiliki common space, tetapi tidak selengkap yang ada di lantai tiga. Alhasil, kantornya biasanya semakin ramai setelah jam kantor usai. Para karyawan biasa datang mengantre untuk bermain sejenak sembari menunggu kemacetan Jakarta berlalu. Sayang, pandemi memaksa fun area ditutup sementara.
Menurut Sabilal, keberadaan fasilitas kantor yang nyaman itu tak pernah membuat produktivitasnya terganggu. Sabilal berpendapat, kantor yang nyaman justru akan mendukung produktivitas karyawan yang jenuh atau tertekan dengan pekerjaannya. Sejauh ini, ia tidak pernah tidak fokus kerja karena ingin bermain.
”Zaman sekarang orang ingin kerja dengan suasana yang bebas dan santai. Saya sendiri kalau mencari kerja tidak melihat tempat kerja itu cozy atau tidak, tetapi kantor yang menarik itu bisa memberikan dampak yang gede ke produktivitas karyawan,” ujar Sabilal.
Fadhilah Aninda Kalisa (25) yang setahun ini bekerja di divisi Human Capital perusahaan penyedia aplikasi reimbursement via ponsel Jojonomic juga merasakan dampak serupa. Di kantornya yang homey di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Ninda, panggilan akrabnya, merasa tetap produktif menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya.
”Spot kerja favorit aku, karena kantor kami open space, aku lebih suka di open space, tapi gabung. Kerja sama engineer, enggak tim HC sendiri sama finance, misalnya, atau finance sama finance. Kadang juga aku gabung sama bagian development. Jadi blending aja karena kami juga butuh dekat sama orang di luar divisi kita juga,” kata Ninda tentang kantornya yang dirancang bak sebuah rumah tinggal bersama itu.
Selain ruangan untuk bekerja, di Jojonomic juga tersedia sejumlah fasilitas menarik, seperti area untuk bermain game, meja pingpong, dan kolam renang. Ada juga music corner. Kadang, di sela waktu bekerja, Ninda yang suka menyanyi mendampingi CEO Jojonomic Indrasto Budisantoso yang kerap memainkan piano.
Menurut Ninda, keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut membuat karyawan, termasuk dirinya, tidak bekerja seperti robot, setiap saat harus berada di belakang laptop. ”Kalau lagi boring sama pekerjaan bisa main piano atau pingpong dulu. Jadi, semua happy,” kata Ninda.
Menjaga kesehatan mental para karyawan di tengah tekanan pekerjaan, ujar Ninda, menjadi prioritas di Jojonomic. Mottonya adalah Work smart, Play hard, No toxic relationship.
Kultur perusahaan
Kantor keren dengan beragam fasilitas pertama kali diperkenalkan ke seluruh dunia oleh Google. Begitu pun dengan kantor Google di Indonesia. Kantor yang merupakan tempat kerja, merupakan sebuah alat untuk membangun culture perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Harapannya, akan mendorong produktivitas, kreasi, dan inovasi karyawan di dalamnya. Langkah ini kini diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain.
Head of Design Interior and Project Construction Management CoHive, Eresabeat Julia, menjelaskan, dalam mendesain ruang kerja, perusahaan ingin menonjolkan suasana yang fungsional, menyenangkan, dan terbuka. Hal ini karena fungsi utama desain adalah untuk menunjang produktivitas dan kenyamanan pengguna ruang.
”Kami mempertimbangkan dari segi pencahayaan untuk mata, ukuran dan jenis furnitur agar efisien, serta suhu ruangan agar karyawan fokus bekerja. Untuk warna, kami menggunakan skema warna-warni dan sedikit sentuhan warna perusahaan kami di semua aspek, seperti mural dan warna furnitur, untuk menghubungkan semuanya,” ujar Julia.
Julia melanjutkan, secara umum, perusahaan perlu memiliki fasilitas dasar, misalnya area kerja, ruang rapat, dan pantri bersama. Di CoHive, perusahaan juga menyediakan common space berisi permainan guna menunjang kinerja dan kenyamanan kantor. Kawasan common space biasanya terletak di tempat yang terlihat agar karyawan bisa menggunakannya secara bergantian dan juga tidak terlalu lama.
Pandemi saat ini sebenarnya turut memengaruhi penggunaan common space. ”Sebelumnya common space kami sangat ramai dan hidup. Sekarang beberapa permainan yang biasa dipakai bersama mulai dikurangi pemakaiannya dan menyesuaikan protokol kesehatan, seperti billiard dan pingpong,” tutur Julia.
Tak hanya menyediakan kantor yang homey dengan berbagai fasilitas menarik, sebagai perusahaan rintisan dengan mayoritas karyawan milenial, Jojonomic juga membangun culture perusahaan yang fleksibel dengan memberlakukan working from anywhere dan flexible working hour. Bekerja di Jojonomic, tidak dibatasi oleh waktu juga tempat.
Baca juga: Mengusir Sepi dengan Bermusik
”Makanya di jojonomic itu fun karena kerja enggak perlu dari 09.00 hingga 18.00 di kantor bener-bener di depan laptop. Kami boleh kerja dari rumah, kafe, atau dari mana pun. Dan, ini berlaku untuk semua divisi,” kata Ninda. Beberapa karyawan bahkan ada yang bekerja dari luar kota dan luar negara, seperti Australia.
Khusus untuk karyawan baru, termasuk saat pandemi, kehadiran tetap diperlukan meski tidak penuh agar proses belajar mereka tidak terkendala. ”Yang penting bisa ketemu tim, bisa ngobrol, atau meeting. Jadi, mereka lebih dekat. Itu tujuannya. Salah satu value di Jojonomic adalah Love Jojonomic Family,” kata Ninda.
Hal-hal seperti itu, ujar Ninda, memberikan efek pada produktivitas karyawan. Salah satu buktinya, dalam situasi pandemi, tim Jojonomic bisa mengeluarkan produk baru, Gajian On Demand, hanya dalam waktu satu bulan. ”Jadi, aku ngerasa ini working. Walaupun kerja dari mana-mana, dalam sebulan ditargetin jadi, ya, jadi,” ungkap Ninda.