Kampanye Green Ramadan ingin mengajak masyarakat menyegarkan kembali jiwa serta terhubung lebih baik dengan Tuhan, sesama, dan semesta, sekaligus berbuat kebaikan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bulan Ramadhan jadi momentum yang baik untuk memaksimalkan amal ibadah. Namun, amal ibadah yang dilakukan di bulan baik ini hendaknya tidak terbatas maknanya pada diri dan sesama, tetapi juga bagi bumi dan kelestarian alam.
Di bulan suci ini, The Body Shop meluncurkan kampanye Green Ramadan: Refresh and Reconnect This Ramadan. Kampanye ini ingin mengajak masyarakat menyegarkan kembali jiwa serta terhubung lebih baik dengan Tuhan, sesama, dan semesta, sekaligus berbuat kebaikan.
”Dengan Green Ramadan, The Body Shop ingin mengajak kita semua memulai amal ibadah yang tidak hanya bermakna bagi jiwa pribadi dan sesama, tetapi juga untuk bumi dan kelestarian alam. Green Ramadan mengajak masyarakat melakukan langkah nyata berbagai aktivitas yang ramah lingkungan, namun tetap disertai dengan semangat yang penuh kreasi dan inovasi,” kata CEO The Body Shop Indonesia Aryo Widiardhono dalam acara virtual The Body Shop Green Ramadan, Senin (19/4/2021).
Ratu Ommaya, Public Relations & Community Manager The Body Shop Indonesia, mengatakan, tiap kali Ramadhan, masyarakat jadi suka belanja makanan, seperti takjil, sehingga produksi sampah tinggi. ”Jadi, muncul ide Green Ramadan yang hendak mengajak semua beribadah lebih baik, dan terkoneksi dengan Tuhan, sesama, dan semesta. Ada TBS Green Ramadan Challenge yang memberi inspirasi aksi ramah lingkungan selama 30 hari,” ujarnya.
”Kalau mau mengubah gaya hidup, harus melakukan aksi secara kontinu minimal 21 hari agar jadi kebiasaan atau habit. Dengan memulai Green Ramadan, setidaknya dari hal sederhana dari rumah, lalu jadi terbiasa hidup ramah lingkungan,” papar Ratu.
Di bulan Ramadhan ini, The Body Shop memberikan donasi untuk mendukung pendidikan anak-anak pemulung di sekitar wilayah Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Pendidikan gratis bagi anak-anak pemulung ini dilakukan Yayasan Tangan bagi Sesama dengan menggelar Sekolah Bisa.
Ratu mengatakan, gaya hidup hijau lewat kampanye Green Ramadan diharapkan menginspirasi anak-anak. ”Dengan memberikan inspirasi kurikulum hijau sejak usia anak-anak, akan ada harapan lebih banyak anak Indonesia yang tidak hanya jadi sosok pandai, tapi punya wawasan lingkungan. Ketika kelak jadi pemimpin, mereka akan membuat program atau keputusan yang menyertakan isu lingkungan,” kata Ratu.
Kampanye Green Ramadan tahun ini, lanjutnya, terasa lagi unsur kembali ke alam dan lebih peduli dengan semesta. The Body Shop Indonesia bekerja sama dengan Komunitas Du Anyam untuk paket Lebaran dengan anyaman dan kotak kerajinan yang terbuat dari bahan alami, sekaligus mendukung restorasi lahan gambut dan hutan.
Komunitas Du Anyam memberdayakan lebih dari 1.000 perempuan Indonesia di 50 desa di Nusa Tenggara Timur dan Papua melalui kerajinan tenun lokal. Tujuannya, untuk memberi dukungan terhadap perempuan agar berdaya.
Ketua Yayasan Tangan bagi Sesama Dinna Muskita mengatakan, Sekolah Bisa sudah melayani pendidikan gratis untuk anak-anak pemulung dan anak-anak dari keluarga tidak mampu sejak tahun 2001. Donasi pendidikan dari The Body Shop digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mengembangkan kurikulum hijau guna menyiapkan anak-anak didik yang kelak akan menjadi pemimpin hijau di masa depan.
”Kami akan menyiapkan siswa yang siap menghadapi tantangan dengan menjaga alam dan mengambil manfaat dari alam dengan cara berkelanjutan. Mereka kelak akan jadi agen perubahan dan pemimpin hijau yang punya kontribusi positif untuk menjaga alam,” tutur Dinna.
Tantri Namirah, campaign lead influencer Green Ramadan The Body Shop, meyakini, jika semakin banyak orang konsisten melakukan perubahan dari kecil, kita bisa hidup lebih ramah lingkungan dan terhubung dengan semesta untuk menjaga kelestarian. ”Zaman sekarang harus mikir alam. Manusia dan alam harus saling terhubung dan saling menguntungkan,” ujar Tantri.
Menurut dia, hidup ramah lingkungan dapat dimulai dari hal sederhana. Contohnya, mengubah kebiasaan dari memakai kantong belanja plastik menjadi kantong belanja kain, membawa botol minuman sendiri, hingga mulai berpikir berkelanjutan dengan tidak membeli barang secara berlebihan dan memilih produk ramah lingkungan.