Melangkah untuk Harapan Baru
Tahun 2020 tinggal sehari lagi. Kita akan meninggalkan tahun penuh perjuangan untuk menyongsong harapan baru.
Tahun 2020 tinggal sehari lagi. Kita akan meninggalkan tahun penuh perjuangan untuk menyongsong harapan baru. Ada baiknya resolusi tahun baru dibarengi dengan refleksi diri untuk mengevaluasi setiap langkah yang telah lewat.
Sebelum memasuki Tahun Baru, pasti Sobat Muda sudah membuat beragam resolusi. Sebelum menyusun deretan resolusi untuk melangkah ke tahun baru, sebaiknya lakukan refleksi dulu.
Langkah itu dilakukan Gracello Yeshua Davny, mahasiswa Vokasi Penyiaran Multimedia Universitas Indonesia. Gracello atau Cello mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun berat baginya. Separuh resolusi tak tercapai karena pandemi yang membatasi geraknya. Ia sempat stres, tubuhnya sakit-sakitan yang membuat berat badannya turun sekitar 10 kilogram.
”Tahun 2020 buat aku itu kayak roller coaster, belum pernah mengalami kayak gini. Aku mendapat penilaian buruk dari orang lain, rencana yang kususun belum terwujud. Lebih parah lagi, aku dikhianati teman,” kata Cello yang dihubungi lewat sambungan telepon pada Senin (28/12/2020).
Semula ia bingung mengapa sakit-sakitan. Ia mengalami kondisi itu pada Agustus 2020. Mau cek kesehatan ke rumah sakit takut, tetapi kalau tidak ia kadang-kadang tak doyan makan, flu, dan sering bersin. Ketika sudah tak tahan, anak pertama dari dua bersaudara ini memaksa pergi ke psikolog. Hasil konsultasi, ia baru sadar kalau stres.
Hasil perbincangan dengan psikolog membuat dirinya merenung, mengapa hal-hal tak mengenakkan itu bisa terjadi pada dirinya. ”Hasil perenungan dan evaluasi diri aku, kayaknya aku enggak sayang sama diriku. Maksudku, pada tahun 2020 ini ku biarkan orang melakukan hal yang tak kusuka dan menghambat rencanaku tapi aku mikirin terus. Nanti di tahun 2021 hal itu enggak boleh terjadi,” tekad Cello.
Setelah mengevaluasi apa yang ia lakukan pada tahun ini, Cello menulis resolusi pada tahun 2021, antara lain magang di perusahaan idaman, membuat tugas karya akhir, lalu lulus dengan predikat terpuji. Cowok yang kuliah di semester lima tersebut, setiap semester sudah mengumpulkan indeks prestasi komulatif 3,7 atau 3,8. ”Semoga tahun depan bisa mencapai IPK segitu lagi,” harap Axcell.
Harapan untuk tahun lebih baik menjadi idaman banyak anak muda. Justin Riawan (18) berharap dapat menyelesaikan tahun pertama kuliah dengan nilai memuaskan. Ia baru sekitar satu bulan tiba di Aachen, Jerman, untuk kuliah. Pandemi yang merebak pada tahun 2020 membuat persiapannya ke Jerman agak keteteran. Kelas persiapan yang biasa dilakukan tatap muka, sebagian dilakukan secara daring. Selain itu, pandemi membuat keberangkatannya ke Jerman sempat tertunda. Berangkat kuliah ke Jerman merupakan resolusinyanya pada tahun 2020.
Untuk tahun 2021, aku akan berusaha keras menyelesaikan ujian dengan nilai-nilai yang baik. Ini resolusi utamaku. Saat ini aku masih kuliah online sepenuhnya, mungkin semester depan sudah dilakukan secara offline,” kata Justin, mahasiswa jurusan teknik industri di Universitas RWTH Aachen.
Kesulitan yang dia hadapi pada masa awal kuliah ini adalah mengatur waktu belajar yang masih dilakukan secara daring. Selain itu, ia perlu menyesuaikan dalam menggunakan bahasa Jerman. ”Tetapi setelah satu bulan aku sudah terbiasa,” kata Justin. Ia masih harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di Jerman, apalagi pada musim dingin seperti sekarang yang situasinya sangat berbeda dengan di Indonesia.
Berbeda lagi dengan resolusi yang akan dikejar Verena Fiorina Indreswari (19). Veren memiliki resolusi bisa menjawab pertanyaan dosen-dosennya dengan lebih spesifik, tidak seadanya dan menjawab dengan memberikan data lebih dalam lagi. ”Enggak hanya menjiplak jawaban dari Google saja. Selama ini aku merasa kalau menjawab pertanyaan dosen masih kurang spesifik, masih kayak anak SMA,” kata Veren sambil tertawa.
Mahasiswa semester tiga Perbanas Institut Bekasi, Jawa Barat, ini juga ingin menambah penghasilan untuk menambah investasinya. ”Aku mau jualan hasil kebun sama Bapakku. Bisa juga jual buah dari petani ke konsumen. Uangnya mau aku gunakan untuk investasi di reksa dana. Selama ini investasiku masih bolong-bolong. Aku mau lebih banyak berinvestasi,” ujar Veren yang sudah mulai berinvestasi di reksa dana tahun ini.
Selain menjual buah-buahan, Veren juga bertekad mengasah lagi keterampilannya bermain gitar. ”Kalau situasi sudah memungkinkan, aku ada rencana untuk ngamen ke kafe-kafe atau ke mana aja,jadi aku harus menguasai lebih banyak lagu. Uangnya nanti aku masukkan juga ke reksa dana. Pokoknya, aku harus mendapatkan uang lebih banyak untuk berinvestasi. Aku mau serius berinvestasi. O iya, aku juga mau mengumpulkan dan membaca e-book gratisan yang legal untuk menambah pengetahuanku. Tentang apa saja, terutama tentang keuangan sesuai dengan kuliahku,” lanjut Veren bersemangat.
Jeda sejenak
Apa yang dilakukan Cello sesuai dengan saran Asta Dewanti, konselor AdaDiKamu, ruang diskusi berbasis psikologi, kesehatan mental dan kegiatan berkesadaran pada webinar mengenai resolusi pada Sabtu (20/12/2020) lalu. Menurut Asta, langkah reflektif merupakan hal yang dibutuhkan setiap manusia tidak hanya di akhir tahun, tetapi kapan pun bisa. Namun momen akhir tahun menjadi saat tepat untuk mengingatkan perlunya melakukan evaluasi diri. Tujuannya antara lain tahu kekurangan kita di tahun yang sedang berjalan agar bisa menyusun langkah lebih tepat.
Pada kesempatan itu, Asta mengundang Dea Wibowo, Wakil Rektor 3 Podomoro University Jakarta yang merupakan praktisi kesehatan holistik. Keduanya membahas refleksi diri dengan aneka cara. Bisa dengan jeda sejenak. ”Saat tubuh sudah merasa lelah jasmani ataupun rohani, coba deh jeda sejenak biar enggak jebol. Itu perlu banget,” ujar Dea.
Jeda yang dimaksud, berhenti dari melakukan kegiatan. Bisa dengan duduk diam tak melakukan apa pun, meditasi, tidur, atau mendengarkan musik, mandi. Berapa lama harus jeda ? ”Setiap orang punya kebutuhan sendiri, jangan tanya kepada orang lain ya karena yang tahu hanya kita sendiri. Bisa 10 menit, bisa seharian, bisa lebih lama lagi,” jawab Asta. Jeda untuk instrospeksi dibutuhkan supaya kita bisa melhat kembali apa yang sudah dilakukan, lalu memikirkan, apa yang akan kita lakukan berikutnya.
Baca juga: Berkarya dengan ”Cuap-cuap”
Cara lain melakukan refleksi diri, bisa bercakap-cakap dengan cermin, menulis di buku diari pribadi. Saat melakukan hal itu, kita akan merasakan apa yang tengah kita alami dan ada perasaan penerimaan kepada diri sendiri. ”Misalnya katakan sesuatu yang perlu kita ucapkan sampai tiga kali, sampai kita mendengar omongan kita. Sebenarnya di situ ada efek healing-nya,” tambah Dea.
Sudah siap memasuki tahun 2021? Jangan ragu langkahkan kakimu sesuai kata hati. Selamat menyambut Tahun Baru!