RoboKnights dari Sinarmas World Academy Menang di World Robot Olympiad Kanada
Satu lagi prestasi siswa sekolah dari Indonesia di ajang internasional. Tiga siswa Sinarmas World Academy berhasil meraih urutan pertama dalam World Robot Olympiad 2020-X Kanada.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelompok robotik RoboKnights dari sekolah Sinarmas World Academy menempati urutan pertama dalam ajang bergengsi dunia, World Robot Olympiad 2020-X Kanada. Tema yang diangkat dalam World Robot Olympiad tahun ini adalah ”Perubahan Iklim”. RoboKnights, yang beranggotakan Alisa dari kelas 10 serta Ayden dan Kevin dari kelas 8, memilih topik ”Manufaktur Lokal untuk Pengurangan Transportasi”.
Dalam karya mereka, kegiatan produksi dapat dilakukan jarak jauh sehingga akan mengurangi secara signifikan transportasi manusia. Hal ini akan berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan memperbaiki iklim dunia.
World Robot Olympiad (WRO) merupakan kompetisi internasional robotik terbesar dan paling bergengsi untuk pelajar usia 10 hingga 21 tahun. Kompetisi ini diadakan setiap tahun sejak 2004. Setiap tahun, WRO dilaksanakan dengan tema sosial yang berbeda-beda. Peserta WRO ditantang untuk mengembangkan kreativitas, desain, dan kemampuan menyelesaikan masalah melalui kompetisi dan aktivitas robot yang menantang serta mendidik. WRO 2020 terpaksa dilakukan secara daring karena pembatasan sosial Covid-19.
”Saya sangat, sangat senang! Kami mendedikasikan seluruh waktu dan tenaga kami selama enam bulan terakhir dalam proyek ini, dan kami berhasil membawa kemenangan untuk Indonesia,” kata Alisa, salah satu anggota kelompok RoboKnights, melalui siaran pers yang dikeluarkan di Jakarta, Kamis (17/12/2020).
RoboKnights merupakan tim Indonesia pertama yang berhasil memenangi WRO Open Category dalam dua dekade terakhir ini. ”Kami mengerti betul betapa sulit memenangi kompetisi ini. Kami benar-benar bangga atas pencapaian ini,” tambah Alisa.
Tantangan yang dihadapi para murid bertambah dengan adanya pandemi yang membatasi kegiatan tatap muka. ”Kami tidak bisa beraktivitas sebebas sebelumnya. Namun, kami belajar untuk beradaptasi dengan pertemuan rutin secara daring serta membagi tugas dan peran untuk didelegasikan,” cerita Alisa.
Kelompok RoboKnights mempresentasikan robot ZOID sebagai solusi baru mereka yang disebut sebagai tele-manufacturing. Robot ini mampu mereplikasi gerakan sendi manusia dari bahu, turun ke jari dan dapat dikontrol dari jarak dekat dan jarak jauh. Dengan kecanggihan robot ini, kegiatan produksi dapat dilakukan dari lokasi yang berbeda sehingga mengurangi biaya transportasi manusia.
”Ada dua mode droid. Pertama adalah ’rekam’ untuk merekam gerakan tangan dari pengguna secara langsung, dan kedua adalah mode ’otomatis’ yang terus melakukan gerakan tangan yang telah direkam sebelumnya. Kemampuan ini sangat penting di bidang manufaktur karena sebagian besar kegiatan bersifat berulang,” jelas Ayden, anggota RoboKnights lainnya.
”Partisipasi dan pencapaian mereka telah mendisrupsi pendidikan robotik di Indonesia. Kemenangan ini menjadi bukti potensi Indonesia di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM) serta memperlihatkan evolusi pendidikan dalam beberapa tahun terakhir. Kami bangga menjadi salah satu sekolah pertama yang berinvestasi di STEM dan menjadi institusi pendidikan yang terus mengembangkan keterampilan anak muda,” kata Haoken, Kepala Departemen Sains Sinarmas World Academy (SWA).
Sekolah SWA telah membuktikan komitmennya dalam memfasilitasi anak muda untuk selalu maju dan meraih prestasi dalam STEM. Kontribusi sekolah SWA diakui dunia dan berhasil memenangi EduTECH Asia Awards 2019 untuk kategori Best STEAM Initiatives. SWA menjadi satu-satunya sekolah pemenang dari Indonesia.