Generasi Muda Diandalkan untuk Bawa Indonesia Jadi Negara Maju
Siapakah yang diandalkan membawa Indonesia menjadi negara maju? Jawabannya generasi muda yang memiliki ide-ide kreatif.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Generasi muda, para peneliti, dan akademisi diandalkan untuk memperkuat budaya inovasi di Indonesia. Mereka mampu menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif yang diperlukan untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan ekonomi kelas menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju.
”Dari sejarah kita belajar, para pemuda telah menorehkan prestasi luar biasa dalam mengembangkan inovasi di Indonesia,” kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro pada acara puncak kompetisi ilmiah Indonesia Science Expo 2020 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang digelar secara virtual pada Kamis (19/11/2020).
Pada acara ini, diumumkan pemenang Lomba Karya Ilmiah Nasional (LKIR), National Young Inventors Award (NYIA), dan LIPI Young Scientis Award (LYSA) 2020.
Menurut Bambang, Indonesia bisa belajar dari Korea Selatan yang mempekuat inovasinya. Negara ini akhirnya bisa keluar dari jebakan ekonomi kelas menengah dan menjadi negara maju karena mampu menopang pertumbuhan ekonomi dengan bergam produk teknologi tinggi.
”Generasi muda dengan ide-idenya dibutuhkan untuk menghasilkan riset dan inovasi. Anak-anak muda bangsa ini mampu berkontribusi. Terlihat saat ini mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, yang ditandai dengan munculnya berbagai usaha rintisan atau start up karya anak bangsa,” kata Bambang.
Pemerintah daerah, lanjut Bambang, harus mendukung hadirnya ekosistem inovasi dan kewirausahaan di daerah. ”Situasi pandemi Covid-19 jadi pelajaran kalau bangsa kita harus mandiri, harus bisa lepas dari ketergantungan impor. Karena itu, ide dan riset untuk inovasi harus bisa dikembangkan sampai menjadi produk iptek,” kata Bambang.
Bambang mendorong dikembangkannya atmosfer dan ekosistem pendidikan STEM (sains, teknologi, enginerering, dan matematika) sehingga mendorong rasa ingin tahu dan mengeksploarsi dunia. Apalagi tahun 2030, penduduk produktif Indonesia mencapai 64 persen dari sekitar 300 juta penduduk.
Mencintai sains
Sementara itu, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan, dengan menghadirkan sains yang menyenangkan, diharapkan semakin banyak generasi muda yang mencintai sains. Berbagai kegiatan kompetisi sains yang digelar LIPI bagi anak-anak muda ini untuk mendorong generasi muda Indonesia yang mampu melahirkan ide orisinal, cerdas, dan kreatif pada masa mendatang.
”Kalian teladan bagi anak muda di seluruh Indonesia, sebagai orang yang berani menyampaikan ide dan percaya diri untuk membuat proposal dan mempresentasikan ide pihak lain. Kalau ada ide kreatif, jangan disimpan sendiri,” kata Handoko.
Handoko melanjutkan, Indonesia butuh anak muda cinta sains dan inovasi. Dengan mencintai sains, anak muda akan berupaya berpikir kreatif sehingga bisa berkontribusi untuk menyelesaikan masalah di sekitar kita.
Meskipun pelaksanaan ISE 2020 digelar secara virtual, antusiasme peserta tetap tinggi. Ada lebih dari 1.500 proposal penelitian yang masuk. Dari 39 finalis LKIR, masing-masing dipilih tiga pemenang untuk bidang ilmu pengetahuan hayati, ilmu pengetahuan teknik, ilmu pengetahuan kebumian, serta ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Adapun dari 41 finalis NYIA dipilih tiga karya terbaik. Di luar itu, ada 15 pemenang penghargaan khusus.
[caption id="attachment_11464678" align="alignnone" width="720"] Pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2020 yang digelar LIPI.[/caption]
Mewakili Dewan Juri, Professor Riset LIPI Syarif Hidayat mengatakan, para finlis umumnya semakin baik dalam memilih topik penelitian, tetapi masih perlu melakukan perbaikan ke depan untuk ketersediaan data dan analisis. ”Kami melakukan penilaian atas strategi presentasi, pembekalan kepada para finalis tentang prinsip peneliatian yang benar, dan menyampaikan etika penelitian,” kata Syarif.
Peraih penghargaan
M Farhan Putra Pratama dan Robert dari SMAN 1 Tarakan, Kalimantan Utara, yang meraih penghargaan khusus (special award), mengatakan, meskipun sekolah kekurangan peralatan laboratorium, siswa tetap bersemangat untuk meneliti. Bahkan, mereka berhasil menelurkan ide untuk menciptakan alat laboratorium yang berguna untuk sekolah.
”Kesempatan ikut kompetisi sains mengajarkan kami untuk terus berusaha dan pantang menyerah. Kami percaya karya bisa membawa manfaat bagi semua orang,” ujar Farhan.
LIPI juga memberikan penghargaan bagi ilmuwan muda berusia makismal 40 tahun lewat LIPI Young Scientist Award (LISA) 2020. Tahun ini, penghargaan diberikan kepada Dr Afriyanti Sumboja, dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung.
”Tentunya senang banget menerima penghargaan dari LIPI. Bagi saya, penghargaan memberi motivasi untuk berbuat lebih lagi. Dengan semangat dan menjaga rasa ingin tahu, semangat meneliti terus dapat dilakukan. Saya juga mendorong para perempuan untuk bisa berkembang dalam profesi sebagai dosen dan peneliti,” ujar Afriyanti.
Peraih juara satu untuk LKIR 2020 bidang ilmu pengetahuan hayati adalah Christian Agung dan Steven Mathias Holme, siswa SMA Regina Pacis Bogor. Di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusian diraih Kadek Januarta dan Wahyu Padma Baskara dari SMAN 4 Denpasar. Bidang ilmu pengetahuan kebumian dan kelautan diraih M Haikal Algifari dan Ridzik Malky Daniel, siswa SMA Suka Bangsa Lhokseumawe. Bidang ilmu pengetahuan teknik diraih Sona Regina Salsabila dan Azizah Auliani Rahma, siswa SMAN 1 Yogykarta.
Juara 1 NYIA diraih M Sholikhuddin dan Nabil Nasruddin Al Mutawakkil dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Mereka menyajikan penelitian tentang alat cerdas pendeteksi kerusakan hutan.